'Furious 7': Nostalgia yang Megah dan Liar

'Furious 7': Nostalgia yang Megah dan Liar

- detikHot
Kamis, 02 Apr 2015 13:35 WIB
Furious 7: Nostalgia yang Megah dan Liar
Jakarta - Setelah kejadian London, geng balapan liar yang dipimpin oleh Dom (Vin Diesel) sudah mulai tenang. Brian (almarhum Paul Walker dalam film terakhirnya di seri ini) berusaha keras menjadi ayah dan suami yang baik. Istrinya, Mia (Jordana Brewster) yang pengertian tahu bahwa Brian rindu dengan aksi-aksi yang membuat adrenalinnya membuncah. Dom sendiri sedang mencoba mengembalikan ingatan Letty (Michelle Rodriguez) seperti sedia kala.

Kemudian muncullah Deckard Shaw (si pendatang baru Jason Statham), kakak dari Owen Shaw (Luke Evans) yang sudah mereka hukum di seri sebelumnya. Deckard, seperti halnya penjahat yang berbakti, menginginkan semua orang yang membuat saudaranya terluka parah berakhir di pemakaman. Tak butuh waktu lama baginya untuk melaksanakan aksi itu. Luke Hobbs (Dawyne Johnson) berakhir di rumah sakit setelah aksinya menyelamatkan Elena (Elsa Pataky). Dan, kematian Han (Sung Kang) membuat Dom kembali mengumpulkan Roman (Tyrese Gibson) dan Tej (Chris Bridges), dan tentu saja Brian, untuk menunjukkan kepada Shaw bahwa persahabatan bukanlah main-main.

Siapa yang menyangka bahwa sebuah film sederhana kebut-kebutan yang dirilis pada 2001 berjudul 'The Fast and The Furious', menjadi salah satu franchise film action paling berjaya dekade ini. Para pemainnya yang sekarang menjadi aktor-aktor kelas atas, waktu itu belum begitu dikenal. 'The Fast and The Furious' murni menjadi hits yang tidak terduga karena pada masa itu belum ada film lain tentang balapan liar yang edgy. Belum lagi tambahan cerita soal kriminalitas dan bromance yang mumpuni.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekuel keduanya kehilangan Vin Diesel. Di film ketiganya si pembuat memindahkan setting di Tokyo dengan seluruh pemain baru. Barulah di film keempat produser franchise ini tahu bahwa bromance para karakter film ini adalah nadi utamanya. Puncaknya terjadi pada 'Fast and Furious 5' ketika tambahan pemain seperti Dawyne Johnson dan aksi kejar-kejaran over-the-top membuat serial ini menjadi sebuah film aksi kebut-kebutan nomor satu.

Justin Lin yang mengambil alih posisi sutradara sejak film ketiga sampai film keempat mundur dari proyek ini karena jadwal. Maestro horor milenium, James Wan, mengambil alih posisinya. Hasilnya sesuai harapan. James Wan yang bertanggung jawab atas teriakan semua orang dalam 'Insidious', 'Saw' dan 'The Conjuring' ternyata lebih dari mumpuni untuk menggarap sebuah installment musim panas yang meledak-ledak. Satu hal yang paling jelas terasa perbedaannya dari versi Wan ini adalah pergerakan kameranya yang liar. Dalam film-film sebelumnya, kamera selalu berfungsi sebagai perekam. Di tangan Wan, kamera juga bertugas sebagai salah satu karakter dalam setiap adegan. Ketika para karakter berkelahi atau melayang di udara, kameranya pun jungkir balik tak karuan. Sinematografer Stephen F. Windon dan Marc Spicer tak hanya berhasil menampilkan visual 'Furious 7' yang paling mentereng namun juga paling bikin geregetan.

Selain visual, Wan juga ternyata ahli dalam membuat set pieces adegan-adegan yang fenomenal. Dalam seri ini kita akan menyaksikan kemegahan adegan mobil keluar dari pesawat, mobil terjun ke jurang, mobil lompat antargedung atau mobil melawan helikopter. Adegan-adegan tersebut terlihat begitu massive dan mahal, dan Wan memanfaatkan setiap momennya dengan rapi. Setiap sekuens perkelahiannya pun β€”kali ini ada tambahan bintang laga Thailand, Tony Jaa dan pemenang UFC, Ronda Rouseyβ€” terasa intens.

Secara cerita, plot yang ditawarkan oleh Chris Morgan memang menggelikan. Aksi Dom yang harus mencari pembuat alat detektor paling canggih sepanjang masa terasa seperti mengada-ngada. Tapi, memang bukan 'Fast and Furious' namanya kalau logikanya bisa diterima dengan mudah. Justru adegan-adegan yang menolak semua hukum Fisika dan dialog-dialog yang kebangetan sekali noraknya merupakan daya tarik utama seri ini.

Yang paling menarik dari film ini adalah aura nostalgia yang kuat. Seperti yang sudah Anda ketahui bahwa 'Tokyo Drift' adalah satu-satunya seri 'Fast and Furious' yang secara timeline berada di paling depan. Dalam seri ini, kita melihat bagaimana James Wan menggambarkan adegan Tokyo lengkap dengan soundtrack dan mood yang sama. Seakan tidak ada perubahan sama sekali.

Selain itu, kematian Paul Walker juga mempengaruhi banyak hal. Memang tak bisa dipungkiri, nama Paul Walker identik dengan seri ini. Sulit membayangkan apa jadinya kelanjutan film ini tanpa kehadirannya. Namun, Wan bersama seluruh tim di balik layar 'Furious 7' berhasil mempersembahkan penampilan terakhir Walker dengan montage yang dijamin akan membuat Anda berkaca-kaca. Ini memang bukanlah film yang luar biasa. Tapi, tidak ada alasan bagi Anda untuk tidak menengoknya. Film ini kocak, menegangkan dan gila. Untuk memulai musim panas yang hiruk pikuk ini, 'Furious 7' tampil dengan kepercayaan diri maksimal yang memuaskan.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.

(mmu/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads