Tahun ini dunia perfilman Indonesia ditinggal dua tokoh yang cukup disegani dalam seni peran. Alex Komang meninggal dunia pada 13 Februari dalam usia 53 tahun. Sebulan kemudian, Frans Tumbuan akhirnya dipanggil ke hadapan Tuhan di umur 76 tahun.
Semasa hidupnya, Alex dikenal sebagai aktor serba bisa. Tak kurang dari puluhan film telah dibintanginya. Bahkan ia juga pernah menyabet gelar Pemeran Utama Pria Terbaik Festival Film Indonesia dari film yang dibintanginya, Doea Tanda Mata (1985).
Namun sesungguhnya tak pernah terbesit dari benak Alex untuk menjadi bintang film. Minatnya terhadap seni sastra dan teaterlah yang membawa dirinya menjadi aktor ternama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu, Alex juga melebarkan sayapnya di dunia peran dengan beradu akting di sebuah judul sinetron bersama Inneke Koesherawati dan Devi Permatasari. Nama besarnya juga kemudian membawa Alex menjadi Ketua Badan Perfilman Indonesia (BPI) periode 2014-2015. Ia terpilih berdasarkan Musyawarah Besar di Hotel Balairung, Jakarta pada 15-17 Januari 2014. Posisinya kemudian digantikan Kemala Atmodjo.
Baca Juga: Kuantitas Film Nasional Bertambah, Jumlah Penonton Cenderung Turun
Sebelum meninggal, Alex yang terakhir membintangi 'Gunung Emas Almayer' juga diketahui masih aktif mengurusi gelaran Festival Film Indonesia (FFI) 2014 di Palembang. "Dia sempat jadi juri di FFI kemarin," kata anggota BPI Robby Ertanto.
Belakangan, Alex memang sudah beberapa kali keluar masuk rumah sakit. Sebelumnya, ia juga pernah dirawat di sebuah rumah sakit di Jakarta tahun lalu. "Sakit akhir Desember, didiagnosa beliau kanker hati, dan memang awalnya nggak mau diekspos," kata Robby.
Alex sendiri tak mengetahui penyakit yang dideritanya, hingga para teman dekat menyarankan agar keluarga memberitahu Alex. Belakangan, kanker hati yang diderita Alex sepertinya sudah semakin parah. Ia pun harus dilarikan ke RSUD dr Kariadi Semarang, Jawa Tengah. Hingga akhirnya sang aktor mengembuskan napas terakhirnya.
Sementara Frans Tumbuan meninggal karena penyakit diabetes. Sepanjang kariernya di dunia akting, Frans melewati berbagai periode yang menjadi tren dalam industri film Indonesia. Ia memulai karier di layar perak lewat film 'Bung Kecil' pada 1978.
Dalam film arahan sutradara Deddy Armand itu, Frans beradu akting dengan Zainal Abidin dan Widyawati. Skenario film ini ditulis oleh Sophan Sophiaan. Cerita film berfokus pada kritik sosial melalui sikap pemuda yang menginginkan pembaharuan melawan sisa-sisa feodalisme di lingkungannya. Film ini hampir lima tahun tertahan di Badan Sensor Film (BSF). Setelah mengalami sejumlah pemotongan, baru lolos sensor pada 1983.
Baca Juga: Unggah Poster Rangga dan Cinta, Mira Lesmana Segera Produksi 'AADC 2'?
Karier Frans semakin moncer setelah ia membintangi 'Perempuan Dalam Pasungan' arahan sutradara Ismail Soebardjo. Film yang dimainkan Frans bersama Nungki Kusumastuti dan Rini S. Bono itu berbuah Piala Citra sebagai Film Terbaik Festival Film Indonesia 1981.
'Perempuan Dalam Pasungan' tercatat sebagai film layar lebar pertama yang menggambarkan tradisi suku Jawa kuno yang akan memasung orang yang dianggap mengalami gangguan kejiwaan, walaupun orang tersebut adalah anggota keluarga mereka sendiri. Tradisi pasungan ini sendiri telah dilarang untuk dijalankan di Indonesia sejak tahun 1976.
Sepanjang era 80-an, Frans membintangi sekitar 18 judul film. Masa keemasannya sebagai aktor juga belum memudar di era 90-an. Selain bermain di banyak film drama cinta dan kritik sosial, Frans juga berkolaborasi dengan istrinya Rima Melati di film 'Blanco, The Colour of Love' (1997).
Film yang disutradarai Rima Melati ini menampilkan kisah cinta dan perjuangan hidup pelukis Antonio Blanco yang bermukim di Bali sejak tahun 50-an dengan ambisi menjadi pelukis terkenal. Ia menemukan Ni Ronji, penari, yang kemudian menjadi satu-satunya model lukisannya.
Memasuki tahun 2000-an saat film nasional mengalami kebangkitan, Frans juga turut terlibat dalam film 'Ada Apa Dengan Cinta? (2002)' arahan Rudi Soedjarwo yang meledak di pasaran. Selanjutnya, aktor yang memiliki kumis khas itu tampil dengan peran-peran sebagai tokoh ayah dari karakter utama dalam film dan sinetron. Frans terakhir kali membintangi film drama remaja 'Milli dan Nathan' empat tahun lalu.
(ich/mmu)