Kuantitas Film Nasional Bertambah, Jumlah Penonton Cenderung Turun

65 Tahun Perfilman Indonesia

Kuantitas Film Nasional Bertambah, Jumlah Penonton Cenderung Turun

- detikHot
Senin, 30 Mar 2015 07:59 WIB
Jakarta - Tanggal 30 Maret diperingati sebagai Hari Film Nasional. Beberapa sineas dan pegiat film pun mengadakan beberapa acara, mulai dari diskusi hingga napak tilas perfilman Indonesia. Ikut menyambut hari tersebut, detikHOT mengangkat isu aktual mengenai perkembangan penonton film nasional yang terkesan mandek.

Selama lima tahun terakhir, film nasional yang beredar di bioskop terus bertambah. Namun hal itu tidak diikuti dengan perkembangan jumlah penonton. Bahkan penonton film nasional cenderung menurun.

Dari data yang dihimpun dari Gabungan Pengusaha Bioskop Indonesia (GPBI) dalam Diskusi Meningkatkan Minat Penonton Film Nasional di Hotel Millenium beberapa waktu lalu, pada 2010 penonton film nasional berjumlah 16,8 juta dari 74 judul. Sementara setahun berikutnya menurun ke 12,2 juta penonton saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca: 65 Tahun Perfilman Nasional

Tahun 2012 penonton film nasional beranjak naik ke 15,7 juta penonton dari 84 judul, dan tahun 2013 menurun lagi ke angka 15 juta penonton. Tahun lalu, dari 113 judul film nasional, berhasil tersedot 15,2 juta penonton.

Dari data di atas bisa diambil nilai rata-rata bahwa tahun 2012 dari tiap judul film nasional hanya mendapat 180 ribu penonton. Sedangkan tahun 2014 memiliki nilai rata-rata 134 ribu penonton per judul.

"Film nasional ada penurunan. Mungkin sudah lama, tapi belum disadari. Kalau berlanjut ini sangat mengkhawatirkan," kata Corporat Secretary Cinema 21 Catherine Keng.

Untuk tahun ini, predikat film terlaris sementara dipegang film 'Di Balik 98' yang menyedot 648.909 penonton. Selain itu tak ada film lain yang dirilis sejak Januari lalu yang mampu meraup lebih dari 200 ribu penonton.

"Kita mengalami stagnan penonton, tapi jumlah film terus bertambah," lanjutnya.

Baca Juga: Rp 50 Ribu Penghasilan Pertama Olga Syahputra Saat Syuting

Sendi Sugiharto dari Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI) juga memaparkan data yang berasal dari survei Nielsen. Sepanjang 2011-2014, hanya 10 persen dari responden di Indonesia yang datang ke bioskop selama sebulan terakhir. Hasilnya terus mengecil jika pertanyaannya dipersempit menjadi sepekan terakhir.

Data survei itu juga menyebutkan bahwa responden berusia 10-19 tahun memiliki kebiasaan menonton yang lebih tinggi. Begitu juga untuk kelompok umur 20 sampai 30 tahun. Sementara responden berusia 30-49 tahun memiliki kebiasaan menonton bioskop lebih kecil.

"Sementara dari data yang dipaparkan (BAFTA British Academy of Film and Television Arts), global cinema turun 10 persen, kecuali China dan Korea. Penjualan tiket turun sedangkan (jumlah) film naik 30 persen," kata Sendi.

Banyak alasan mengapa penonton film nasional masih minim. Selain kebudayaan menonton film di bioskop masih rendah, pembajakan juga masih menjadi musuh paling utama.

"Digital piracy. Coba lihat film Indonesia yang di-upload di YouTube itu penontonnya bisa jutaan," lanjutnya.

Tren penonton film nasional yang menurun sempat menimbulkan usulan dari beberapa filmmaker agar film impor dibatasi penayangannya. Namun menurut pihak lainnya, keputusan tersebut bukanlah solusi.

Simak pembahasannya dalam artikel selanjutnya!

(ich/wes)

Hide Ads