Alex Komang dan Dedikasinya untuk Perfilman Indonesia

Alex Komang dan Dedikasinya untuk Perfilman Indonesia

- detikHot
Jumat, 13 Feb 2015 23:25 WIB
Alex Komang (Noel/detikHOT)
Jakarta -

Perfilman Indonesia tengah berduka atas berpulangnya aktor senior Alex Komang. Pria kelahiran Jepara, 17 September 1961 itu menghembuskan napas terakhirnya di Semarang karena penyakit kanker hati.

Semasa hidupnya, Alex dikenal sebagai aktor serba bisa. Tak kurang dari puluhan film telah dibintanginya. Bahkan ia juga pernah menyabet gelar Pemeran Utama Pria Terbaik Festival Film Indonesia dari film yang dibintanginya, Doea Tanda Mata (1985).

Namun sesungguhnya tak pernah terbesit dari benak Alex untuk menjadi bintang film. Minatnya terhadap seni sastra dan teater lah yang membawa dirinya menjadi aktor ternama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang memiliki nama asli Saifin Nuha tersebut juga pernah ditantang oleh sang ayah untuk terus menggeluti dunia seni yang pada saat itu masih diperdebatkan kehadirannya. Sampai-sampai, untuk membuat sebuah karya saja ia harus mengganti namanya menjadi Alex Komang, yang akhirnya ia gunakan hingga saat ini.

Bersama sang guru, Teguh Karya dari Teater Populer, Alex kemudian mulai untuk bermain film. Dua film sekaligus dibintanginya, 'Doea Tanda Mata' dan 'Secangkir Kopi Pahit'. Keduanya tayang pada tahun 1985.

Tidak hanya itu, Alex juga melebarkan sayapnya di dunia peran dengan beradu akting di sebuah judul sinetron, 'Tirai Sutra'. Yang mana pada sinetron tersebut juga terdapat nama bintang lainnya, Inneke Koesherawati dan Devi Permatasari.

Nama besarnya juga kemudian membawa Alex menjadi Ketua Badan Perfilman Indonesia periode 2014-2015. Ia terpilih berdasarkan Musyawarah Besar di Hotel Balairung, Jakarta pada 15-17 Januari 2014. Posisinya kemudian digantikan Kemala Atmodjo. Namun pergantian ketua bukan dikarenakan Alex tengah sakit.

"BPI kalau untuk masa jabatan setahun karena sudah habis periodenya. Setahun sekali kita memilih kordinator, tahun pertama mas Alex," kata anggota BPI Robby Ertanto kepada detikHOT, Jumat (13/2) malam.

Menurut Robby, Alex dipilih menjadi Ketua BPI pertama karena karakternya yang jujur, ikhlas dan bersih dari korupsi. "Nggak punya kepentingan, nggak ambisius dan selalu memikirkan kemajuan film Indonesia," kata Robby yang merupakan sutradara '7 Hati 7 Cinta 7 Wanita'.

Sebelum meninggal, Alex yang terakhir membintangi 'Gunung Emas Almayer' juga diketahui masih aktif mengurusi gelaran Festival Film Indonesia (FFI) 2014 di Palembang. "Dia sempat jadi juri di FFI kemarin," lanjut Robby.

Belakangan, Alex memang sudah beberapa kali keluar masuk rumah sakit. Sebelumnya, ia juga pernah dirawat di sebuah rumah sakit di Jakarta tahun lalu. "Sakit akhir Desember, didiagnosa beliau kanker hati, dan memang awalnya nggak mau diekspos," kata Robby.

Alex sendiri tak mengetahui penyakit yang dideritanya, hingga para teman dekat menyarankan agar keluarga memberitahu Alex. Belakangan, kanker hati yang diderita Alex sepertinya sudah semakin parah. Ia pun harus dilarikan ke RSUD dr Kariadi Semarang, Jawa Tengah. Hingga akhirnya sang aktor menghembuskan napas terakhirnya, Jumat (13/2) pukul 20.00 WIB.

Selamat jalan, Alex Komang! Ilmu, karya dan dedikasimu pasti akan selalu dikenang.

(dar/ich)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads