Insiden peretasan server Sony mungkin menjadi 'berkah' secara tak langsung untuk film 'Blackhat' yang baru dirilis. Dengan tema cybercrime yang melibatkan peretas handal, film ini tentunya cukup menarik untuk ditelusuri.
'Blackhat' merupakan film arahan sutradara Michael Mann memiliki reputasi cukup baik melalui film-film sebelumnya seperti 'Collateral', 'Ali', 'Miami Heat' hingga 'Public Enemies' yang ia sutradarai 5 tahun lalu. Dalam kebanyakan filmnya, Mann sering menempelkan keahlian khusus pada karakter utama.
Kali ini, sosok hacker jenius Nicholas Hathaway sang tokoh utama, tidak digambarkan seperti kutu buku. Dia tampan, memiliki tubuh atletis dan berambut pirang. Chris Hemsworth menanggalkan sementara jubah dan palu kebesarannya untuk berkutat dengan malware dan dunia cyber.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diawali kasus peretasan sistem keamanan di sebuah perusahaan Tiongkok yang berujung bencana, dan melambungnya harga kedelai di AS, Hathaway dipertemukan dengan kawan lamanya semasa kuliah (Wang Leehom). Bersama-sama, mereka menelusuri kasus rumit yang membawanya ke berbagai negara lain demi memburu pelaku cybercrime misterius yang merencanakan teror lebih besar. Hingga ke Jakarta.
'Blackhat' melakukan proses pengambilan gambar sejak Mei 2013 di Los Angeles, Kuala Lumpur, Hong Kong dan Jakarta. detikHOT sempat menyaksikan langsung proses syuting di salah satu lokasi yang bertempat di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
Kala itu, Michael Mann mengatakan suka dengan atmosfer kota Jakarta yang unik. Bahkan Lapangan Banteng digunakan sebagai lokasi untuk adegan pamungkas dalam film.
Tetapi, adegan yang seharusnya terasa dramatis sebagai akhir dari penelusuran Hathaway terhadap otak pelaku justru berakhir kurang greget. Nampaknya Mann memang sengaja lebih mengedepankan proses penelusuran dibanding hasil akhir cerita.
'Blackhat' juga dibintangi Viola Davis dan Tang Wei. (ich/kmb)