Ada sesuatu yang benar-benar unik tentang Spidey, dan dapat terlihat bagaimana sang karakter superhero begitu cepat populer di luar negeri. Dari Januari 1970 sampai September 1971, misalnya, majalah bulanan Jepang Shonen Magazine menampilkan Spider-Man Jepang dengan alter-ego remaja mirip Peter Parker bernama Yu Komori. Konsep tersebut membuktikan bahwa jangkauan jaring Spider-Man sudah di luar perbatasan Amerika.
Pada tahun 1973, sang pahlawan berayun ke Inggris, dengan komik mingguan sendiri yang dicetak ulang memakai cerita asli dari Amerika. Bertahun-tahun kemudian, setelah memikirkan karakter yang semakin populer di seluruh dunia, Stan Lee mengatakan pada Comic Book Resources di balik ide brilian penggunaan kostum Spider-Man.
"Kostum yang dia gunakan, menutupi tubuhnya dengan penuh. Kamu tidak bisa melihat kulitnya sedikitpun. Sekarang, karena itu, semua anak muda bisa membayangkan dirinya adalah Spider-Man," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seolah-olah untuk membuktikan ucapan Lee, Pada 1978 serial TV Jepang menampilkan Spider-Man dengan wujud yang berbeda. Alter-egonya adalah juara balap sepeda motor yang telah melakukan kontak dengan alien.
Spider-Man juga membuat terobosan baru dalam hal dimensi tragis kisah superhero, sehingga menjaga cerita dari kesan membosankan. Pada 1973, Spidey mungkin merupakan contoh pertama dari sebuah buku komik superhero yang kalah karena gagal menyelamatkan orang yang dicintai (di luar dari cerita asal). Pacar Peter Parker, Gwen Stacy meninggal saat Spidey mencoba untuk menyelamatkannya saat pertempuran dengan Green Goblin.
Kehebohan di kalangan fans itu langsung terjadi. Puluhan tahun kemudian, kegagalan yang sama diadaptasi oleh Christopher Nolan untuk sekuel 'The Dark Knight'. Batman alias Bruce Wayne ( Christian Bale ) gagal menyelamatkan cinta dalam hidupnya, Rachel Dawes (Maggie Gyllenhaal) dari The Joker.
Dengan segala kelebihannya dibanding superhero lain, Spider-Man merupakan role model yang sukses bagi para superhero lain untuk mengundang simpati. Sejak awal dirilis, film-film Spider-Man telah mencetak pendapatan total lebih dari US$ 3 miliar, dan masih terus bertambah.
Anda juga dapat melihat pengaruh Peter Parker dan Spider-Man di film Iron Man, di mana mantan playboy Tony Stark (Robert Downey , Jr) bergulat dengan konsekuensi menjadi produsen senjata, dan kemudian berjuang untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara pekerjaan dan kehidupan dengan asisten dan kekasihnya, Pepper Potts (Gwyneth Paltrow).
"Kiasan budaya standar untuk semua superhero berubah selama bertahun-tahun, untuk memasukkan kehidupan batin yang lebih kaya, dan lebih cemas," kata Rosenberg.
"Spider-Man adalah salah satu yang belum benar-benar harus berubah. Dia selalu punya kehidupan batin dan kecemasan itu."
(ich/kmb)











































