Film-film Kontroversial Hanung Bramantyo

Film-film Kontroversial Hanung Bramantyo

- detikHot
Kamis, 10 Jan 2013 11:12 WIB
Film-film Kontroversial Hanung Bramantyo
Jakarta - Selain karena prestasinya sebagai filmmaker yang cukup diakui di Tanah Air, sutradara Hanung Bramantyo juga tak lepas dari kontroversi dalam karya-karyanya. Berikut ini film-film Hanung yang menuai kontroversi.

Perempuan Berkalung Sorban

Saat dirilis pada 2009 lalu, film ini disambut dengan kontroversi di Indonesia karena dianggap melakukan kritikan kontra-produktif atas tradisi Islam konservatif yang masih dipraktikkan dalam banyak pesantren di Indonesia. Hanung diprotes karena dinilai mendiskreditkan kiai dan pesantren.

Salah seorang pengurus Majelis Ulama Indonesia memberikan saran supaya film ini ditarik dari edaran. Sementara Abidah El Khalieqy, penulis novel aslinya, dalam sebuah wawancara bersama kru film ini mengatakan bahwa tema novel yang ditulisnya tersebut pada intinya adalah tentang pemberdayaan wanita.

? (Tanda Tanya)

Film karya Hanung Bramantyo ini mengangkat tema pluralisme agama di Indonesia. Film ini mendapatkan kecaman dari Banser NU Surabaya karena dianggap salah dalam menggambarkan sosok Banser. Selain itu, cerita dan beberapa adegan di film ini dianggap beberapa pihak terlalu sensitif.

Hanung mengaku sengaja membuat filmnya dengan judul '?' agar penonton memiliki penilaian sendiri terhadap pesan yang ingin ia sampaikan. Karena protes dari Front Pembela Islam, film tersebut juga batal ditayangkan di televisi nasional.

Cinta Tapi Beda

Dalam film ini, Hanung tidak terjun langsung sebagai sutradara, melainkan supervisi untuk sutradara Hestu Saputra yang merupakan anak didiknya di Dapur Film. 'Cinta Tapi Beda' bercerita tentang kisah cinta beda agama.

Hal yang membuat film ini diprotes adalah cerita berlatar Padang yang dinilai menyakiti sebagian warga etnis Minang. Film ini kemudian dilaporkan ke Polda Metro Jaya dengan pasal 156 KUHP Jo Pasal 4 dan 16 UU No.40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.

Gending Sriwijaya

Film ini baru akan mulai tayang di bioskop hari ini. Namun, sejumlah budayawan dan peneliti sejarah di Sumatera Selatan sebelumnya sudah memprotes karena menilai alur cerita film menyimpang dari sejarah Kerajaan Sriwijaya. Pakaian songket dan kemben yang dikenakan bintang film itu juga dianggap keliru.

Film 'Gending Sriwijaya' dikhawatirkan bisa membiaskan sejarah karena cerita pertentangan dan perebutan tahta oleh dua anak raja. Dalam sejarah Kerajaan Sriwijaya sendiri tidak pernah terjadi pertentangan. Kehancuran Sriwijaya yang pernah menjadi kerajaan maritim terbesar di Nusantara disebabkan faktor eksternal.

Mengenai kontroversi tersebut, Hanung mengatakan, "Ini adalah fiksi. Karena literatur-literaturnya sendiri beragam dan sangat kurang, kami tak mau mengarang. Karena takut, sekaligus saja saya buat fiksi. Tapi tetap spiritnya Sriwijaya," ujarnya, Sabtu (5/1/2013) lalu.
Halaman 2 dari 5
(ich/mmu)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads