Kisahnya, tentang sebuah kerajaan Kedatuan Bukit Jerai yang dipimpin oleh raja yang usianya semakin tua dan sakit-sakitan, Dapunta Hyang Mahawangsa (Slamet Rahardjo). Ia pun mulai gelisah memikirkan siapa yang akan menggantikannya sebagai raja kelak.
Menurut adat, anak pertamalah yang akan berkuasa menjadi raja selanjutnya. Namun, Dapunta tak ingin menurunkan tahtanya pada anak pertamanya, Awang Kencana (Agus Kuncoro).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak terima adiknya yang akan menjadi raja, Awang Kencana yang jago berkelahi, keras, tangguh, dan angkuh itu pun berani melawan segerombolan perampok yang dipimpin oleh Ki Goblek (Mathias Muchus) untuk membuktikan ketangguhannya. Namun sayang, mata kanannya terkena tembakan dari senjata yang dikeluarkan Ki Goblek. Sang ayah pun semakin yakin tidak memilih Awang menjadi seorang raja.
Tiba-tiba di suatu malam, Dapunta tewas terbunuh. Bukan Awang yang dicurigai oleh pihak kerajaan, melainkan Purnama. Kalung miliknya yang ada di tempat kejadian menjadi bukti kuat atas tragedi tersebut. Purnama yang merasa difitnah itu bersihkeras bukan ia yang membunuh ayahnya sendiri.
"Nyawa dibayar dengan nyawa". Dengan berat hati sang Ratu Kalimayang (Jajang C Noer) yang memimpin kerajaan setelah sang suami meninggal, harus menjatuhkan hukuman mati pada anak keduanya. Namun, sebelum hal tersebut terjadi, tanpa sepengetahuan ratu, tabib kerajaan berhasil menyelamatkan Purnama karena ia yakin Purnama tak bersalah.
Namun, Awang berhasil memergoki tabib. Para prajurit kerajaan pun mengeja Purnama hingga ke dalam hutan. Sialnya, Purnama tertusuk anak panah yang ditembakkan oleh prajurit kerajaan. Tak lama setelah kejadian itu, Awang pun diangkat menjadi raja.
Di tengah hutan, Malini (Julia Perez), anak perempuan dari Ki Goblek, menemukan tubuh Purnama yang terbaring tak berdaya. Ia pun langsung membawanya untuk disembuhkan. Dengan berjalannya waktu, timbulah benih-benih cinta di antara mereka.
Awang akhirnya mendapatkan apa yang ia inginkan. Kekuasaan. Semenjak Awang menjadi raja, pembunuhan, kekerasan, tumpah-darah demi kekuasaannya menjadi hal yang biasa. Tempat persembunyian Ki Goblek pun akhirnya terkuak oleh para pengkhianat. Diserang oleh anak buah Awang, Ki Goblek akhirnya mati tertusuk.
Melihat hal tersebut, Purnama ingin menghentikan aksi kekerasan dan pembunuhan kakaknya. Sanggupkah Purnama melawan Awang yang kuat dan tangguh?
"Film ini bukan sebuah cerita tentang sejarah Gending Sriwijaya. Pada awalnya kita pengen mengangkat kisah tentang Sriwjaya, tapi data-datanya sangat minim. Kita takut kalau dipaksakan akhirnya jadi fiksi. Jadi lebih baik kita fiksikan skalian," ujar Hanung saat jumpa pers di fX, Sudirman, Jakarta, Sabtu (5/1/2012).
Penasaran melihat keseruan film yang berdurasi 2 jam 30 menit itu? Atau penasaran melihat aksi Jupe yang sangat berbeda dari film-film sebelumnya? Saksikan 'Gending Sriwijaya' pada 10 Januari mendatang di bioskop kesayangan Anda!
(kak/hkm)