Benyamin berperan sebagai pemuda desa bernama Tembi. Untuk mewujudkan mimpinya mengenyam pendidikan, ia pun harus pindah ke Wamena dan mendapatkan pendidikan gratis.
Di lingkungan barunya itu, Tembi harus beradaptasi dengan gaya hidup penduduk sekitar. Apalagi tak sedikit pemuda yang terjangkit virus HIV/AIDS di situ.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekitar 50 persen masalah yang terjadi di Wamena ini diungkapkan dalam film ini. Yang jelas kesan edukasi di sini besar sekali," ucapnya saat ditemui dalam jumpa pers di Blitz Megaplex, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (4/12/12).
Lebih jauh Benyamin melanjutkan, HIV/AIDS adalah permasalahan paling besar di Papua. "Kalau untuk perang antar suku masih di bawah," tambahnya.
Benyamin berharap film ini bisa lebih dari sekadar menghibur. Ia juga menyisipkan harapan untuk lebih banyak mendapatkan kesempatan berkiprah di dunia entertainment.
"Semoga melalui film ini banyak lahir orang-orang kulit hitam masuk ke dalam entertainment. Mereka yang dari Papua sudah banyak talenta-talenta, tapi kurang kesempatan dan kurang dilibatkan. Masa kita di Papua hanya bisa nonton aja," pungkasnya.
'Cinta dari Wamena' yang disutradarai Lasja Susatyo itu akan tayang di bioskop pada Maret 2013.
(ich/mmu)