Anak-anak muda itu berlarian dan berjoget dengan enerjik di atas mobil dan di jalanan. Ada yang merasa terganggu, tapi tak jarang juga yang mengeluarkan ponsel mereka demi mengabadikan momen keren yang mereka lihat. Dan, begitu musik berhenti mereka pun meninggalkan lokasi. Lalu, kita bisa melihat grafiti di sebuah kaca yang bertuliskan 'The Mob'.
'The Mob' adalah kelompok dancer yang didirikan oleh Sean (Ryan Guzman) yang juga seorang waiter, bersama sahabat dekatnya Eddie (Misha Gabriel). Misi mereka yang paling baru adalah meraih hits 10 juta pengunjung di channel Youtube mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak ada cara lain selain berjuang. Dan seperti kata Emily, kini tarian mereka menjadi lambang pemberontakan. Dan perang pun dimulai. Kira-kira begitulah cerita film musim panas paling ramai dan colorful tahun ini, 'Step Up Revolution'. Seri 'Step Up' yang berhasil meraih 440 juta dollar AS di seluruh dunia tentu saja membuat para kepala studio bersemangat untuk membuat sekuelnya.
Seperti dalam 'Step Up (3D)', 'Step Up Revolution' dirilis dalam bentuk yang sama agar anak muda bisa lebih tertarik menyaksikan gerakan para tokoh utamanya yang terasa nyata. Lupakan ceritanya yang lebih drama dari film India, 'Step Up Revolution' menawarkan adegan-adegan tari yang sangat enerjik.
Koreografi yang digarap oleh Jamal Sims, Christopher Scott, Chuck Maldonado dan Travis Wall berhasil memberikan nuansa yang berbeda dengan ketiga seri sebelumnya. Kali ini, mereka membuat para tokohnya berdrama lewat tarian, dan melakukan flash mob yang akhir-akhir ini jadi tren. Art design-nya juga ciamik, membantu tampilan 'Step Up Revolution' terlihat semakin glossy.
Sebagai pemeran utama Ryan Guzman memberikan penampilan yang simpatik walaupun agak kosong ekspresi. Sementara itu jebolan 'So You Think You Can Dance' Kathryn McCormick gagal menghidupkan tokoh yang mestinya jadi pujaan penonton. Ekspresinya datar dan gerakannya kaku. Satu-satunya yang berhasil ia lakukan dengan baik adalah ketika memainkan adegan-adegan tarian yang keren.
Tapi, selemah apapun ceritanya film ini tetap merupakan sebuah tontonan yang fresh dan obat pereda stres yang manjur. Melihat gambar-gambar cerah, penuh dengan para pemain yang rupawan dan jago menari adalah salah satu hal yang susah ditolak. Jadi, nikmati saja tariannya.
Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.
(mmu/mmu)