Konferensi tersebut akan dihadiri beberapa sineas Asia ternama, seperti Tetsuya Takahashi, vice president of Programing of Focus on Asia Fukuoka International Film Festival Atsushi Funahasni, sineas dari Jepang Aditya Assarat, sutradara Thailand Tan Chui Mui, sutradara dari Malaysia dan John Torres dari Filipina.
Selain dari luar negeri, beberapa sineas Tanah Air juga dijadwalkan hadir seperti Lola Amaria, artis dan sutradara film 'Minggu Pagi di Victoria Park', Mouly Surya, sutradara film 'Fiksi', Ariani Dharmawan, sineas muda dari Bandung, Ajish Sudibyo, Direktur Netpac Jogjakarta Asian Film Festival dan Arman Dewarti sineas dan dosen Institut Kesenian Makassar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Rumata Artspace Lily Yulianti Farid berharap bisa menjadikan Makassar sebagai sumbu perkembangan perfilman di Asia, sama seperti kota Fukuoka di Jepang yang disorot mata dunia sebagai tolok ukur festival film internasional di Asia.
"Makassar adalah kota yang dinamis di Indonesia, konferensi internasional ini diharapkan bisa menjadikan Makassar sebagai pusat berkesenian bagi para peminat budaya dan pembuat film di kawasan Asia," ujar Lily saat jumpa pers di Kopitiam Oey Makassar, Senin (25/6/2012).
Dalam kesempatan yang sama bicara juga Arfan Sabran dari komunitas Rumah Ide Makassar. Ia mengatakan, MSEA Screen Academy yang digelar serangkaian dengan konferensi perfilman internasional sedang mencari bibit-bibit muda dari Indonesia bagian timur, maksimal usia 30 tahun untuk mendapatkan pengetahuan mengenai perfilman dari para sineas ternama berkaliber dunia.
"Kami akan menyeleksi dan memilih 20 anak muda di bagian timur Indonesia yang memiliki keseriusan dan minat yang tinggi untuk belajar film dari para sineas yang sudah matang," pungkas Arfan yang juga sutradara film dokumenter "Suster Apung" yang pernah meraih penghargaan Eagle Award.
(mna/mmu)