Lewat 16 film panjang di dalam program Asian Feature dan 18 film pendek yang dirangkum dalam Light Of Asia. JAFF 2011 akan menampilkan serangkaian film-film terpilih Asia yang sarat 'multitude'.
'The Green Wave' dari Iran misalnya, sebuah dokumenter animasi yang menangkap kemarahan, kesedihan, dan ketakutan selama waktu-waktu penting dalam sejarah Iran. 'Oxygen' karya Sengedorj Janchivdorj, “multitude” dalam gaya berkisah dengan mencampurkan antara sinema etnografi, film feminis dan genre yang “berbelok”.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, akan ada tujuh film berdurasi pendek dari Asia yang berkompetisi untuk memperebutkan penghargaan film pendek terbaik, Blencong Awards. 'Ameen' karya Sanif Olek (Singapura) mengetengahkan tema cinta dengan kemasan yang berbeda. Richard Legaspi (Philippines) dalam filmnya 'Manenaya' mengisahkan perjalanan pencarian kebenaran seorang wanita di mana suaminya menjadi korban pembunuhan politik.
Dari tujuh film pendek kompetisi, empat di antaranya merupakan wakil dari Indonesia. 'Soleram' karya Tumpal Tampubolon bercerita tentang kehadiran seorang anak dalam sebuah keluarga. Duet sutradara Andri Cung dan Edward Gunawan dalam 'Payung Merah' yang dibintangi oleh Rio Dewanto dan Atiqah Hashiholan, pun memiliki kisah yang tak kalah menggugah.
Tujuh film pendek kompetisi tersebut akan dihadirkan bersama 11 film pendek Asia lainnya yang tersaji dalam program Light of Asia. Tak kalah dengan film panjang, film berdurasi pendek juga menawarkan kebaruan dalam gaya, pendekatan dan tema dalam pertumbuhan lain sinema Asia yang seluruhnya terangkum dalam “multitude”.
JAFF ke-6 yang penyelenggaraannya masih dipimpin Garin Nugroho itu akan hadir pada 13-17 Desember 2011. Dua tempat utama yaitu Taman Budaya Yogyakarta (TBY) dan Lembaga Indonesia Prancis (LIP) menjadi pusat kegiatan pemutaran sinema dari berbagai penjuru Asia itu.
(ich/ich)