Salah satu yang membuat gerakan feminisme semakin kuat di Korea Selatan adalah para selebriti dan juga drama-drama Korea yang mulai mengangkat perempuan sebagai tema utama. Sayangnya, niat tersebut tak selalu ditanggapi dengan baik.
Artis-artis Korea seperti Naeun 'Apink' hingga Irene 'Red Velvet' beberapa kali diserang haters karena menunjukkan dukungannya pada feminisme. Saat ketahuan membaca buku 'Kim Ji Young, Born 1992' yang bertemakan feminisme, Irene mendapatkan komentar berupa kekecewaan dari fans pria, bahkan foto-fotonya dibakar oleh fans.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karakter perempuan digambarkan sebagai seseorang yang mandiri, berkarier sebagai produser dan juga perancang busana. Ia memutuskan untuk bercerai dari sang suami, dan diceritakan menadpatkan hak asuh anah yang ternyata tidak umum di Korea Selatan kala itu.
Salah satu tema yang disoroti adalah masalah gender, yang dianggap memperlihatkan perubahan status sosial-ekonomi perempuan di Korea menjelang akhir 1990-an. Drama ini juga menunjukkan perjuangan perempuan dalam menghadapi budaya patriarki di abad 20 karena menentang sistem berkeluarga.
Dikutip dari Feminist Media Studies, kala itu, kritikus menilai drama ini digambarkan dari perspektif perempuan, yang berpotensi menimbulkan masalah bagi masyarakat. Sejumlah media bahkan menyebut drama ini tak bermoral dan bermasalah.
Terlebih lagi, anggota dewan dituntut untuk menghentikan penayangan 'Lovers' dengan alasan untuk melindungi keluarga. Mengenai hal tersebut, penulis drama dan sutradara menegaskan drama ini memfokuskan diri pada kesetaraan gender dan pasangan suami-istri yang sama-sama bekerja tetap bisa memiliki hubungan yang setara, bukan stereotip peran perempuan dan laki-laki dalam masyarakat.
Pada akhirnya, drama ini mendapatkan banyak sekali fans perempuan, dan membuat mereka meniru gaya rambut, aksesori, hingga pandangan. Melalui 'Lovers', kesadaran pada kesetaraan gender di Korea Selatan semakin meningkat di akhir 1990'an.
(dal/nu2)