Idgitaf Tak Lagi Takut Mengudara

Main Stage

Idgitaf Tak Lagi Takut Mengudara

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Jumat, 25 Agu 2023 10:59 WIB
Jakarta -

Nama unik viral pada 2020 melalui aplikasi media sosial, TikTok. Idgitaf, penyanyi perempuan dengan rambut berwarna hijau, mencuri perhatian warganet lewat suara, lagu duet dan lagunya sendiri kala itu.

Dua lagu, Terpikat Senyummu dan Takut, menuai viralitas yang membuat namanya melambung. Banyak artikel menyebut, Idgitaf adalah perempuan berusia 20 tahun dengan pendapatan ratusan juta walaupun belum memiliki koleksi repertoar yang cukup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pandemi dan TikTok ternyata berdampak tidak terlalu buruk untuk penyanyi bernama asli Bridgitta Meliala itu. Berselancar di atas ombak popularitas, Gita-sapaan akrabnya-memanfaatkan momen itu dengan baik, mengkhianati lagunya sendiri dengan memberanikan diri menulis karya lebih banyak.

ADVERTISEMENT

Tiga tahun berselang, Gita tidak lagi takut bertambah dewasa dan kecewa. Dalam konteks memvalidasi dirinya sebagai musisi, Gita merilis album debutnya pada Juli 2023, diberi judul Mengudara.

Untuk merayakan perilisan itu, detikcom mengundang Idgitaf untuk menjadi tamu dari program musik Main Stage. Selain tampil menyanyikan tiga lagunya, Gita juga berbicara tentang bagaimana album penuh itu dirilis.

Lebih banyak lagi, Gita dan detikcom membahas tentang penting tidaknya karya menjadi viral, asal usul namanya dan idealisme bermusik hari ini yang sedikit-banyak dibenturkan oleh konsep sebuah media sosial.

"Album perdana tentang perjalanan aku memahami diri aku yang sebenarnya. Titik puncak perdamaiannya itu ada di masalah apa. Karena kan aku ingin bawa narasi, perjalanan menulis ini membawaku ke titik puncak perdamaian, yaitu tentang melepaskan," buka Idgitaf kepada detikcom.

Di usia 22 tahun, Gita bicara seperti lebih dewasa dari orang seusianya. Detikers bisa mendengarkan cerita paling lengkapnya melalui tautan siniar yang ada di awal artikel ini.

"Kayak aku kalau urusan melepaskan, istilahnya, merasa paling jago. Karena aku merasa itu wajar, ya sesedih-sedihnya semua orang pasti merasakan sedih. Nggak ada orang yang siap untuk kehilangan, nggak ada orang yang siap untuk melepaskan. Tapi kan melepaskan itu konotasinya nggak negatif terus kan. Kadang melepaskan itu ada buah positifnya juga, tinggal kita caranya mau kapan, mau gimana," sambung Gita lagi.

Selama 1,5 tahun, Gita menulis sembilan lagu di dalamnya. Nama Mengudara sendiri, diambil dari judul lagu kelimanya.

"Lagu Mengudara itu tentang doa sih. Melepaskan orang dengan mengirimkan doa sebagai bentuk penghormatan. Cinta terbesar tuh menurutku kalau kita mendoakan orang lain. Nah itu makanya aku pilih Mengudara jadi lagu utama dan menjadi nama albumku. Karena lagu ini paling resonate sama semua lagu, paling mewakilkan dan paling berat untuk ditulis," papar Gita menjelaskan.

"Kalau tiga lagu di awal, misalnya lagu pertama, Mulai. Aku melepaskan kekhawatiran atas apapun. Hari ini khusus hari ini aja, esok ya beda lagi khawatirnya. Jadi, nggak usah khawatir akan hari esok, karena hari esok punya kekhawatirannya sendiri. Lagu Satu-Satu, itu melepaskan rasa trauma. Aku kayak bilang, kalau semua orang itu pasti punya rasa trauma, tapi yang punya masa depan yang bertahan. Ketiga judulnya, Lepaskan. Di situ manusia melepaskan sesuatu yang nggak bisa dikendalikan manusia. Karena kadang kita lupa porsi kita itu kerja dan berserah. Kita lupa habis kerja, itu bukan kerja, kerja lagi, tapi berserah. Nah itu contohnya dan sisa lagu akan menceritakan bentuk melepaskan lainnya," sambung Gita panjang.

Idgitaf saat Main Stage bersama detikHOTIdgitaf di Main Stage bersama detikHOT Foto: Muhammad Ridho

Album Mengudara dikerjakan Gita bersama dengan orang-orang yang terlibat di beberapa proyek musik populer hari ini, seperti Lomba Sihir dan Matte Halo. Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia ini juga menceritakan tentang artwork sampul albumnya yang dia bawa ke mana-mana. Sebuah frame foto dengan tangan-tangan di sekelilingnya.

Semuanya lengkap dapat didengarkan melalui tautan podcast dan video wawancara dalam artikel.

(mif/dar)

Hide Ads