Rayssa Dynta Gali Potensi Lebih Dalam Lagi di Allegory: Act II

Rayssa Dynta Gali Potensi Lebih Dalam Lagi di Allegory: Act II

Dyah Paramita Saraswati - detikHot
Jumat, 09 Apr 2021 10:03 WIB
Rayssa Dynta
Rayssa Dynta. Foto: Dikhy Sasra
Jakarta -

Rayssa Dynta baru saja merilis Allegory: Act II yang berisikan dua lagu, yakni The Unusual dan Not Anymore. Proyek musik itu merupakan kelanjutan dari Allegory: Act I yang dikeluarkannya tahun lalu.

Musisi asal Jakarta itu sebenarnya telah merencanakan proyek Allegory sejak akhir 2019. Pada awalnya, dia ingin mengeluarkan lagu-lagu yang ia rilis bertahap dalam proyek tersebut sebagai sebuah album.

Namun, hal-hal tidak terduga memang kerap datang. Adanya pandemi virus Corona yang masuk ke Indonesia pada awal 2020 membuatnya ragu untuk mengeluarkan semua lagunya secara langsung dalam satu album.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya awalnya kami ingin rilis album seperti biasa lah, digabung, terus nanti manggung atau tur, tapi kebetulan ada si pandemi (virus Corona) ini, terus kami nggak bisa melakukan rencana awal. Kalau dulu kan kita kalau dengerin album on the way ke kantor atau commuting naik kereta, banyak orang yang kehilangan waktu itu kan, karena nggak ada communting lagi. Aku memutuskan rilisnya sepotong-potong," ujar Rayssa Dynta dalam wawancara dengan detikcom.

Menurut Rayssa Dynta, ketika dia mengeluarkan lagunya secara bertahap, para pendengarnya akan memiliki lebih banyak waktu untuk mendengarkan lagunya secara utuh dan seksama.

ADVERTISEMENT
Rayssa DyntaRayssa Dynta. Foto: Dikhy Sasra

"Karena lebih mudah untuk menikmati aja. Karena untuk rilis satu album yang panjang nggak semua orang punya waktunya. Jadi gimana caranya pendengar-pendengar aku bisa menikmati lagu-lagu ini dengan nyaman in their own time," tutur dia.

Dalam proyek musik kali ini, baik Allegory: Act I maupun Allegory: Act II, Rayssa Dynta mengaku lebih banyak menggali musiknya ketimbang dalam pembuatan mini album perdananya yang bertajuk Prolog.

Baginya, hal itu terjadi dengan sendirinya karena dirinya pun lebih banyak belajar setelah mendapatkan berbagai pengalaman di dunia musik.

"Sebagai musician, sudah main beberapa tahun ini, eh punya pengalaman, ada rasa penasaran, ingin deh main pakai instrumen ini atau nyoba main yang seru-seru sebelumnya. Ingin punya lagu yang kemarin di Prolog nggak ada nih, a missing puzzle piece, kami coba-coba saja," ungkap Rayssa Dynta.

Keinginan Rayssa Dynta untuk lebih bereksplorasi dalam hal musik itu yang akhirnya menjadi pembeda antara mini album Prolog dengan karyanya yang sekarang.

Dia menyebutkan, "Yang membedakan Prolog sama Allegory ini lebih eksperimental sih, karena kemauannya sudah mulai menumpuk, jadi kayak pengen ini, pengen itu. Kebetulan dari record label juga sangat didukung untuk ekspresif."




(srs/dar)

Hide Ads