Baru-baru ini, Joko in Berlin mengeluarkan single baru berjudul Misanthropy. Lagu itu bercerita mengenai perasaan yang dialami oleh seseorang yang gemar menyendiri (introvert).
Band beranggotakan Mellita Sarah (vokal), Fran Rabit (bass), Popo Fauza (kibor), dan Marlond Telvord (drum) itu menggarapnya di tengah masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Lagu itu pertama-tama ditulis oleh Popo. Setelah Popo menemukan melodi dan tema dari lagu itu, dia menyerahkannya pada Fran untuk penulisan lirik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada saat gue bikin, lagu itu rasanya kayak gue sedang menarik diri dari dunia luar, kayak orang introvert gitu," cerita Popo saat bertandang ke kantor detikcom, baru-baru ini.
Judul dari lagu itu berangkat dari kata kunci yang diberikan Popo untuk menggambarkan nuansa dari lagu itu. Misanthropy merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani yang kemudian diserap menjadi bahasa Inggris. Artinya adalah perasaan benci pada dunia dan keinginan untuk menyendiri.
"Jadi waktu itu gue dikirimin lagu sama bang Popo, terus ada satu keyword misanthropy, langsung dapat dari kata itu," kata Fran.
"Gue dikirimin, aransemennya udah full, terus gue isi istilah sketch-nya. Jadi sudah gue isi melodinya yang penting jelas, kasih ke Fran," terang Popo lagi.
Karena dibuat di masa pandemi, Joko in Berlin sempat melakukan proses rekaman jarak jauh. Mereka merekam bagian dari lagu yang akan mereka isi di rumah masing-masing.
Akan tetapi, Marlond berhalangan untuk melakukan rekaman drum dari kediamannya. Alhasil, para personel Joko in Berlin meminta bantuan pada rekan mereka yang bermukim di Australia untuk mengisi bagian drum.
"Posisinya waktu itu sudah covid, itu kami benar-benar membatasi diri, nggak ketemu sama sekali. Lagu ini bukan gue yang take drum karena gue nggak punya alatnya (untuk rekaman di rumah. Akhirnya kami mutusin, biar proses ini tetap berjalan, kami minta tolong kak Sammy yang tinggal di Sydney. Terus dia yang take (drum)," jelas Marlond.
Meski harus merekam lagunya secara jarak jauh, namun para personel Joko in Berlin tidak merasakan kesulitan yang berarti.
"Kirim-kiriman file saja gitu. Paling kami jelasin, di bagian drum-nya mau begini," ujar Popo.
(srs/dar)