Kagetnya Soulvibe Hadapi Digitalisasi di Musik

Kagetnya Soulvibe Hadapi Digitalisasi di Musik

Dyah Paramita Saraswati - detikHot
Rabu, 16 Okt 2019 20:46 WIB
Foto: Asep Syaifullah/detikHOT
Jakarta - Soulvibe merupakan band yang lahir di pertengahan era 2000-an. Terbentuk 15 tahun lalu, mereka pertama kali merilis album self-titled pada 2009.

Sebagai musisi yang besar di era peralihan format fisik ke digital, Soulvibe mengaku terkaget-kaget oleh arah pergerakan industri musik kini.

Meski telah terbilang lama berkecimpung di belantika musik, mereka mengaku masih mempelajari seluk-beluk memasarkan lagu di era digital.

"Digitalisasi itu akhirnya bukan cuma mengubah industrinya doang, tapi juga mengubah permainannya dan pelakunya," ujar drummer Soulvibe, Caesar, dalam sebuah wawancara dengan detikHOT.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mungkin sebelum digitalisasi industri, sebagai musisi kita hanya dituntut untuk bikin musik yang bagus, manggung yang bagus. Tapi di dunia digital nggak mungkin sampai situ saja, tapi kami juga dituntut soal konten," sambungnya.

Hingga kini, Soulvibe masih mempelajari bagaimana membuat konten yang baik namun tetap tidak meninggalkan tanggung jawab mereka terhadap karya sebagai musisi.

"Kami harus belajar terus tuh buat jadi pencipta konten yang bagus, sampai sekarang pun kami masih belajar," terang Caesar.

Walaupun mencoba mempelajari bagaimana membuat konten yang menarik, para personel Soulvibe mengatakan akan tetap berfokus pada musik yang mereka garap.

"Akhirnya kami kerjain aja aktivitas kami sebagai musisi. Kami nggak mau mempertaruhkan dari sisi musikalitasnya, akhirnya ya sudah kami bekerja sebagaimana naturalnya pekerja seni saja," kata vokalis Bayu.




(srs/nu2)

Hide Ads