Salah satu yang penyanyi eksentrik itu ceritakan adalah tentang lagu berjudul 'Suci Maksimal' yang juga terdapat di dalam album tersebut.
Baginya, lagu 'Suci Maksimal' adalah curahan hatinya terhadap orang-orang yang berkedok agamis, namun justru malah berlaku sebaliknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada kejadian-kejadian yang membuat gue berpikir, kayaknya ya semakin lo dekat sama 'Dia' (Jason Ranti mengacungkan telunjuknya ke atas ketika mengatakannya), kayaknya lo semakin biasa aja deh," ungkapnya.
![]() |
Dalam lagu itu, Jason Ranti menyampaikan rasa gemasnya terhadap orang yang masih saja bisa menilai orang hanya dari 'kulit luar'-nya saja.
"Kadang gue suka heran sama orang yang ketipu sama penampilan gitu. Maksudnya, kok ya elah gitu banget sih, lo menilai orang dari penampilannya," ujarnya sekaligus terdengar seperti keluhan.
Bagi Jason Ranti, segala atribut keagamaan yang dikenakan seseorang sebenarnya adalah atribut duniawi. Menurutnya lagi, agama terletak di hati.
"Misalnya lo pake sorban atau salib segede bagong, ya itu atribut, itu mah sebenernya duniawi aja gitu," tuturnya.
Jason Ranti mencoba mengingat peristiwa apa yang mendasarinya menulis lagu tersebut. "Gue lupa, itu sudah lama banget. Tapi sejauh yang bisa gue inget, mungkin itu karena ada yang korupsi Al Qur'an atau apa," ucapnya.
Di akhir percakapan, musisi yang tengah berkolaborasi dengan musisi hiphop asal Bandung, Randslam dan Senartogok, itu merangkum apa yang menjadi kepeduliannya dalam lagu 'Suci Maksimal'.
"Intinya ada orang yang dipersepsikan agamis, orang yang kelihatannya berkelakuan baik, apa tapi ternyata malah lebih gawat. 'Suci Maksimal' kurang lebih kayak gitu lah," jelasnya.
(srs/mau)