Cerita Lain dari Pulau Indah 'SOEKAMTI DAY'

Main Stage

Cerita Lain dari Pulau Indah 'SOEKAMTI DAY'

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Rabu, 16 Mar 2016 11:49 WIB
Ki-Ka; Ari, Erix dan Dory dari Endank Soekamti / Foto: Reno Hastukrisnapati Widarto
Jakarta -

Pada awal Maret kemarin, band rock asal Yogyakarta, Endank Soekamti baru saja merilis album terbarunya, 'SOEKAMTI DAY'. Sejak saat itu, sebuah album musik tak pernah sama lagi.

Ada banyak faktor yang menjadikan 'SOEKAMTI DAY' ada di tangga teratas produk kreativitas musisi nasional. detikHOT pun mengupasnya sebagai sajian 'Main Stage' sepanjang hari ini.

Menyambangi kantor detikHOT beberapa waktu lalu, Erix, Dory dan Ari datang bersama beberapa kru dan solois baru yang mereka produseri, Jalu TP. Dimulai dari memesan mie instan dan teh manis dingin, hingga kemudian drummer Ari membuka obrolan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita pengen beda dari yang kemarin. Album-album kemarin itu kita di dalam studio terus. Karena itu, atas rekomendasi teman, kami ambil tempat di Gili Sudak, Lombok. Sebelum berangkat, kami pikirin semua kendalanya apa aja di sana dan diselesaikan di Yogya sebelum berangkat selama 30 hari ke Lombok," buka Ari.

"Sebetulnya ide ini ada setelah 2012 kami rekaman album 'Angka 8' di Semarang. Setelah rekaman, dapat mimpi kalau kayanya asik rekaman outdoor," timpal gitaris dan vokalis Dory.



Keseruan band kelahiran 2001 itu tentu tak terbantahkan. Di akun YouTube mereka, Endank Soekamti mengunggah 30 video dengan judul #Soekamti7thAlbum untuk menceritakan seluruh suasana di sana. Tapi, ada beberapa hal di belakang layar yang mereka ungkap kepada detikHOT.

"Kami memang pilih pulau yang sepi. Ada beberapa pertimbangan, nggak berisik, nggak ada noise dari motor dan lain-lain. Pulaunya juga harus bagus, biar kita senang-senangnya dapat. Terus harus ada sinyal karena tiap hari harus unggah video. Nah terakhir, pulau yang bisa diajak kerja sama juga, kan pulaunya butuh exposure kan," jelas basiss dan vokalis Erix.

Secara musik, Endank Soekamti mengakui bahwa album koleksi ke-7 itu punya sihir yang berbeda. Ada kedewasaan serta rasa yang berbeda dan kecantikan tiap lagunya yang makin nyaring terdengar.



"Mungkin bisa dibilang albumnya lebih dewasa. Dari semua album yang kami kerjakan, ini yang paling dewasa. Secara pasar dapat, tapi idealisnya juga tak terganggu. Jadi, di tengah-tengah. Itu paling susah. Terus, di album ini kami juga lebih memperhatikan kecantikannya. Benar-benar kami pertimbangkan untuk memasukkan satu instrumen, misalnya cello," tambah Erix.

"Album ini juga lebih natural, dari segi lirik dan musik. Benar-benar apa yang kita tulis adalah apa yang terasa saat itu. Nggak peduli sama pasar dan apapun. Semua setuju, ayo bikin. Contoh, lagu 'Liburan', ini lagu pertama yang kami ciptakan. Karena pas pertama semuanya memang senang-senang, hatinya lagi liburan. Terus, kami kan bawa chef cewek, suka ada tamu bulanan kan. Pas datang, berantem sama kru, kami damaikan. Nah, kasus itu kami tangkap menjadi lagu 'Ojo Nesu'," sambung Erix lagi.

"Ketika memasuki minggu ke-3, kami bertiga ini sudah mulai kangen sama rumah, anak. Kan kami sudah jadi bapak-bapak nih. Terus jadi lagu yang judulnya 'Fatherhood'," tutup Erix kemudian.

Tentunya setelah ini masih ada banyak sekali cerita seru dari band pelantun hits 'Semoga Kau di Neraka' itu. Ikuti terus seharian penuh 'Main Stage' detikHOT ya!

(mif/mmu)

Hide Ads