Zaman sekarang, 'pertikaian' antara musik mainstream, side-stream dan apapun sebutannya sudah mulai runtuh. Ada pandangan atau genre baru yang sedang digandrungi banyak musisi, yaitu musik bagus.
Genre bernama musik bagus itu yang kemudian sukses membopong Elephant Kind menjadi salah satu pendatang baru yang mencuri perhatian. Dengan kultur yang perlahan berkembang, musik 'unik' Elephant Kind masuk ke genre tadi dan melambung.
"Sebetulnya kalau gue lihat, ada faktor hoki sih. Karena sekarang kultur musik sedang bagus, ibarat surfing ombaknya lagi cantik. Jadi, naiknya tepat dan cepat," ungkap gitaris/keybord Dewa Pratama kepada detikHOT saat berbincang di suatu kafe di Kawasan Radio Dalam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita itu nggak punya selera musik yamg sama. Gue lebih suka dengerin era-era melodic punk, pop punk gitu. Ibam lebih ke rap, hip-hop, Dewa lebih ke elektronik. Pas masuk studio jadinya kayak gini. Nggak ada kesamaan hanya saja semuanya dibungkus oleh karakter vokal Bam. Benang merahnya benar-benar nggak ada, bikin aja apapun yang keluar. Bagaimana nggak kaget waktu responsnya seperti ini," tutur drummer Bayu Adisapoerta tertawa.
"Gue juga kaget ternyata ABG itu banyak banget yang respons musik kita secara positif. Padahal kita itu kalau menurut gue kaya anak-anak innocence di industri musik. Kita nggak tahu apa-apa, muka kita nggak pernah muncul juga dan mungkin itu yang bikin kita spesial," timpal vokalis Bam Mastro mengakhiri.
Setelah ini, dua rilisan EP bertajuk 'Scenarios' dan 'Promenades' akan dibahas oleh Elephant Kind bersama detikHOT. Simak terus ya!
(mif/mmu)











































