Bisa dibilang, inilah album pertama LALA setelah keluar dari major label yang membesarkannya. Selain itu, perubahan namanya pun turut ambil andil menjadi filosofi di album tersebut.
"So far responsnya alhamdulillah baik. Ini pembetukan image baru dari album gue. Gue sadar bahwa menjadi diri sendiri lebih baik," ujar LALA dalam wawancara eksklusif bersama detikHOT di Kawasan Kebayoran Lama beberapa waktu lalu.
Di sore yang santai itu pula, pelantun 'Morning Star' itu membagi cerita penggarapan albumnya dimana dia terlibat secara langsung dari mulai produksi hingga rampung. Sebuah pembelajaran yang dianggap LALA hal yang mahal dan tidak pernah dilalui sebelumnya.
"Gue juga belajar dari segi produksi, gue milih produser sendiri. Dan hal-hal yang ingin gue tuangkan di album ini lebih berbeda. Gue bersyukur banget dan puas dengan hasilnya," sambungnya lagi.
Berisi delapan lagu yang didominasi bahasa Inggris, LALA ternyata banyak bercerita tentang kehidupan pribadinya sendiri dengan luas. Tidak hanya soal percintaan masa kini, tapi juga mengenai kisah cinta orangtuanya, seperti yang dituangkan olehnya di lagu 'Morning Star'.
Begitu pula sampul album yang menurutnya mempunyai pesan tersendiri. Berbeda dari sampul album sebelumnya yang 'biasa', kali ini, LALA mencoba menampilkan pesan kecantikan dari dalam yang kadang belum terpancar. Itu kenapa bukan wajah ayunya yang terpajang, tapi justru punggungnya yang mungil.
"Di sini justru gue ngasih lihat punggung gue. Karena gue mau kasih lihat, di balik punggung pun ada energi kecantikan yang terpancar," tukasnya singkat.
Rasa penarasan muncul, lantas mengapa lagu-lagunya dominan bahasa Inggris? Apakah karena dirinya lama di Filipina dan lebih fasih dengan bahasa asing itu? LALA punya jawabannya sendiri.
"Bukan karena gue sekedar lebih enak menyampaikan pesan lewat bahasa Inggris, tapi mungkin hari-hari di rumah gue berbahasa Inggris, gue baca buku berbahasa Inggris. Tapi ketika gue mau bikin dengan bahasa Indonesia ya I made it. Itu kenapa gue bikin 'Berkilau' dan 'Selamanya'," jelas perempuan kelahiran 2 April 1985 itu.
"Pokoknya gue bikin apa yang ada di hati gue. Gue nggak pressure diri gue untuk memuaskan atau mengikuti keinginan siapapun. Jadi gue pun nggak lelah sendiri.I'm happy, my passionate is here," tegasnya.
Setelah nama dan album, penyanyi bernama lengkap Karmela Mudayatri Herradura Kartodirdjo itu lanjut bercerita mengenai popularitas yang dicapainya, mengenai minatnya terhadap dunia hukum serta dunia impian miliknya yang disebut 'Lalaland'. Simak terus detikHOT!
(hap/mmu)











































