Gayanya yang khas rock n' roll ditambah lengkingan suaranya, membuat band Seurieus dilirik khalayak ramai saat muncul di awal 2000. Sorotan lebih diberikan kepada sang vokalis yang mengaku bernama Candil.
Sayang, perjalanan penyanyi bernama asli Dian Dipa Chandra bersama Seurieus itu tidak langgeng. Di tahun 2008, Candil hengkang dan berjalan sendiri.
Banyak cara dilakukannya untuk menyambung napas di kancah musik Indonesia. Mengisi soundtrack, merilis single solo sampai bermain film. Tidak semuanya berhasil, walaupun usaha Candil terbilang cukup stabil. Sampai akhirnya, setelah delapan tahun berlalu, Candil baru benar-benar berhasil meresmikan karier solonya.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini Album solo yang pertama, ini juga cita-cita dan utang gue. Akhirnya kelar. Selama lima tahun pembuatanya ini. Padahal nggak sulit-sulit amat, cuma gue aja yang sulit mengontrol diri, dioprek terus dan nggak fokus," cerita Candil saat bertamu ke kantor detikHOT beberapa waktu lalu.
Dalam pengerjaannya, delapan lagu di dalam album tak semuanya baru. Beberapa sudah diciptakannya sejak mengumpulkan demo. Tapi keseluruhannya punya satu benang merah, yaitu musik rock yang penuh energi.
"Album ini adalah playground gue. Semua ego gue tertuang di sini. Kalau secara warna, gue nggak masukin lagu slow, paling ringan yang temponya middle-lah," jelasnya.
"Album ini sebenarnya ingin memperkuat spirit rock gue sendiri. Artinya buat gue 'Rockalisasi' itu adalah suatu tempat yang bersinergi dengan rock n' roll. Momen dimana jeritan diapresiasi dengan suka cita. Lewat album ini gue bagi semangat untuk struggle, tidak mudah menyerah, karena memang cerita di albumnya juga tentang perjuangan," tutup Candil.
Bersamaan dengan meluncurnya album 'Rockalisasi', Candil pun mengenalkan konsep bermusiknya yang baru. Ditambah ceritanya yang siap memulai dari nol lagi. Seperti apa? Simak ulasan lengkapnya di 'Main Stage' detikHOT hari ini!
(mif/mmu)