.webp)
CEO promotor konser K-Pop bertajuk We All Are One, Jai Hyun Park atau dikenal sebagai Direktur Park, kembali dilaporkan ke polisi. Usai seorang penonton, kini giliran vendor dari pertunjukan tersebut.
Yang melaporkan ialah Rizky Triadi selaku Direktur PT Visi Musik. Ia bersama pengacaranya, Fritz Hutapea, membuat laporan polisi ke Polres Metro Jakarta Selatan pada akhir pekan kemarin.
Rizky Triadi merasa Direktur Park sudah melanggar Pasal 378 KUHP dan atau Pasal 372 KUHP soal penipuan dan atau penggelapan. Pihaknya hingga kini tak diganti kerugian sebesar Rp 2,8 miliar atas tertundanya konser We All Are One yang sejatinya digelar pada 10-12 November lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan bukti yang cukup akhirnya vendor maju membuat laporan polisi, karena sudah ada bukti-bukti yang cukup untuk membuktikan Mister Park ini telah mengambil uang sejumlah Rp 2,8 M," ujar Fritz Hutapea.
Ada harapan di balik pelaporan dari pihak vendor ke CEO promotor konser We All Are One. Sama seperti para penonton yang kecewa, pihak Rizky Triadi meminta ganti rugi.
"Semoga Direktur Jenderal Imigrasi Prof. Dr. Widodo Ekatjahjana SH M.Hum dan Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian I Nyoman Surya Mataram tetap memproses mereka dengan hukum yang berlaku biar para pembeli tiket ini yang uangnya dalam laporan PT Visi ini dapat dikembalikan," tutur Fritz Hutapea.
Sebelumnya seorang bernama Derpita Gultom membuat laporan ke Polsek Metro Tamansari dengan menuding Direktur Park melanggar Pasal 378 KUHP soal penipuan dan terdaftar pada LP/B/552/XI/2022/SPKT. UNIT RESKRIM/Polsek Metro Tamansari.
Direktur Park sendiri sebelumnya sempat diamankan pihak Imigrasi di sebuah mal. Kasusnya disebut sudah naik penyidikan.
(mau/pus)
