Namun, di balik akting kejam yang sering ia perankan itu, Anna adalah sosok yang pemalu dan cenderung jenaka. Misalnya, kala detikHOT mengajaknya berbincang sejenak untuk wawancara, wanita asli Batak ini sempat menghindar.
"Kenapa mesti saya? Yang artis muda-muda lain juga banyak," tuturnya balik bertanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak kelima dari enam bersaudara ini sempat mencicipi kelas akting di Institut Kesenian Jakarta. Sempat bingung masuk jurusan apa usai lulus dari SMA, Anna menuturkan, oleh sang kakak dirinya dibantu untuk meneruskan pendidikan dengan mengambil kelas teater tingkat D3. Alasannya, Anna merasa tak cocok kerja kantoran.
"Nggak bisa ngebayangin saya kerja di belakang meja gitu," urai Anna sambil tertawa.
Lulus kuliah, ia pun mencoba ikut casting di berbagai rumah produksi. Debut aktingnya di layar kaca tertoreh ketika ia berperan dalam sinetron 'Incen' besutan Arswendo Atmowiloto.

Dalam sinetron itu Anna berperan sebagai sosok ibu-ibu Betawi yang sempat tayang sebanyak 13 episode. Tak sampai di situ, ia kemudian coba-coba casting di rumah produksi lainnya, dan mendapat kontrak untuk tampil sebagai sosok antagonis dalam sinetron 'Kisah Sedih di Hari Minggu' bersama aktris Meriam Bellina.
"Dari situ banyak tawaran lain berdatangan. Aku sering disuruh berperan nyinyir, jahat, nyebelin. Risikonya, setiap ketemu penonton di jalan, aku sering dimaki-maki ibu-ibu karena kesal lihat aktingku di TV," papar Anna.
(doc/hkm)