'Shrek Forever After': Asyiknya Akhir Petualangan Shrek

Jakarta - Setelah tiga film, di film keempat ini usai sudah 'perjalanan hidup' Shrek dan kawan-kawan. 'Shrek Forever After' adalah  film terakhir tentang Shrek, dan tidak tanggung-tanggung disajikan dalam format 3D (bahkan ada yang 3D Imax, alias 2 kali lipat layar bioskop normal. Kapan main di Keong Emas ya?).

Lepas dari ikut-ikutan tren 3D, film ini sungguh menghibur dan menyegarkan. Ia juga lepas dari formula tiga film pendahulunya. Tapi, tetap dalam kerangka dongeng (yang agak sedikit didekonstruksi ). Kali ini, tentang dongeng soal jika kamu diberi waktu semalam.

Kisahnya berkutat pada kehidupan 'normal' Shrek (suara diisi oleh Mike Myers) yang dirasa membosankan dan bukan dirinya. Shrek ingin seperti dirinya yang dulu, gergasi (Ogre) yang ditakuti, hidup semaunya, dan berendam di kubangan lumpur.

Maka bertemulah ia dengan Rumpelstitskin (Walt Dohrn) yang bisa memenuhi mimpinya, asalkan Shrek memberinya satu hari dalam hidupnya. Belakangan, setelah Shrek menandatangani perjanjian, terkuaklah bahwa Rumpelstitskin menjebaknya, karena ia mengambil hari saat Shrek lahir.

Dan karena itulah, seluruh semesta menjadi berubah, dan teman-temannya seperti Donkey (Eddie Murphy), Puss the Boot (Antonio Banderas), bahkan istrinya Fiona (Cameron Diaz). Padahal, untuk merebut lagi hidupnya, dia harus mendapat 'ciuman cinta sejati' Fiona dan dukungan teman-temannya. Dia hanya punya satu hari, dan ini adalah Mission Impossible.

Yang menarik, di sini ditampilkan dua spesies yang jarang bahkan tidak pernah tampil di film sebelumnya: penyihir dan para gergasi. Para penyihir, lengkap dengan topi kerucut dan sapu terbangnya, adalah anak buah Rumpelstitskin. Dan para Ogre ini membuat penonton sadar bahwa Shrek adalah yang terkecil di antara mereka. Di dunia itu, penyihir menguasai dunia Far Far Away dan para gergasi menjadi buruannya.

Maka terjadilah perang seru antara keduanya yang dipimpin 'Fiona'! Bisa dibayangkan betapa sulitnya misi Shrek mendapatkan ciuman dari sang kepala pemberontak bawah tanah. Hal lain yang juga baru muncul dan sangat imut adalah ketiga anak Shrek dan Fiona yang menggemaskan.

Kawan-kawan Shrek juga makin berkarakter di sini. Donkey tetap ngocol dan Puss the Boot menjadi gendut dan tanpa sepatu boot. Sang Naga juga masih liar di dunia maya itu. Dan di sini kita disuguhi bedanya ras Ogre dan Troll.

Tapi, seperti ketiga film sebelumnya, penonton sebaiknya membekali diri dengan referensi budaya pop, khususnya kisah dongeng dunia seperti Pinokio, atau tiga babi kecil; juga lagu jadul macam 'Hello' dari Lionel Richie.

Dan Shrek pun mengakhiri petualangannya, dengan memberikan kesan yang manis dan menyegarkan.

(iy/iy)