Dalang cilik John Ismail Ajen memukau banyak orang ketika menarikan wayang Maktal. John Ismail Ajen yang masih sangat muda itu terlihat lincah dan penuh percaya diri.
Lantunan kakawen atau nyanyian dalang dalam bahasa Sunda dan ketajaman vokal tersaji ketika John membawakan lakon Cepot Lulus Sekolah selama 25 menit.
Itulah puncak dari semarak budaya Nusantara yang diadakan di Bekasi pada Minggu, 1 Juni 2025. Acara ini sekaligus sebagai wujud rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan pendidikan yang holistik selama setahun penuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suara khas panakawan, sabetan wayang yang energik, serta dialog berbahasa Sunda dan Indonesia mengalir lancar dari bocah tujuh tahun itu.
"Jujur saya terharu dan bangga. Ini luar biasa. Di usia sekecil itu, John bisa memainkan wayang dengan penuh penghayatan, menyisipkan pesan-pesan moral yang dalam tapi dikemas lucu dan menghibur," ujar Irma bangga, salah satu guru dari SD Negeri Jatiwarna IV Kota Bekasi, dalam keterangan pers, Rabu (4/6/2025).
Dalam lakon Cepot Lulus Sekolah, penonton diajak menyelami nilai-nilai Gerbang Pancawaluya yang meliputi,
Cageur - sehat jasmani dan rohani,
Bageur - sikap peduli dan saling menghormati,
Bener - jujur, adil, dan bijaksana,
Pinter - cerdas dan beretika,
Wanter - berani, tangguh, serta taat pada nilai agama dan negara.
Dialog tokoh-tokoh panakawan seperti Semar, Cepot, Dawala, dan Gareng dibalut dalam pantun menjadi sarana penyampaian nilai-nilai luhur secara ringan dan menyenangkan.
Di akhir pertunjukan, Cepot dinyatakan lulus sekolah, sebuah metafora penuh harapan akan masa depan anak-anak yang gemilang.
Sorak sorai, tepuk tangan, dan deretan saweran dari para guru dan kepala sekolah menutup pentas budaya ini dengan penuh haru. Dalang cilik John Ismail Ajen tampil bukan hanya sebagai penampil, melainkan sebagai simbol harapan dan inspirasi.
Acara budaya ini bukan sekadar hiburan akhir tahun, tapi menjadi bagian dari gerakan besar pelestarian, pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan lokal di lingkungan pendidikan.
Lebih dari itu, kegiatan ini juga menjadi implementasi nyata dari Pemajuan Kebudayaan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Deretan anak berseragam tradisional dari berbagai daerah Indonesia berbaris rapi di tengah lapangan, menampilkan wajah Indonesia yang penuh warna, kaya makna, dan sarat nilai budaya.
Lebih lanjut, John Ajen adalah nama panggung dari seorang dalang cilik bernama Ismail Fatih, yang mulai belajar seni pedalangan sejak Oktober 2023 di Sanggar Wayang Ajen, Bekasi. Meskipun masih sangat muda, John telah menunjukkan bakat luar biasa dalam seni wayang, termasuk teknik duduk dan memainkan wayang golek, sebagaimana terlihat dalam video TikTok yang menampilkan proses belajarnya.
(pig/mau)