Ruang membaca kini tak sekadar berfungsi sebagai tempat menyimpan dan menaruh bacaan saja, perpustakaan kini dibangun dengan berbagai pertimbangan arsitektur. Perpustakaan modern kini dirancang lebih multifungsi.
Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Perpustakaan Nasional RI, Joko Santoso mengatakan perpustakaan dirancang multifungsi selain kebutuhan untuk membaca.
"Perpustakaan moden kini punya karakteristik yang baru. Ruang publik harus ada di sana, jika sewaktu-waktu bisa dipakai untuk ruang pameran, seminar, pertunjukan musik, dan acara nonton film," katanya dalam webinar Merancang GRHA Perpustakaan, pada Kamis (14/9).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini arsitek dituntut menghasilkan karya terbaiknya dalam merancang bangunan untuk berbagai kebutuhan informasi dan data melalui fasilitas perpustakaan. Kehadiran gedung perpustakan yang lengkap dan cenderung modern, membantu meningkatkan status pendidikan dan kesejahteraan sosial masyarakat, sehingga kehadirannya dalam suatu komunitas sangat penting.
Karya arsitektur yang mengubah penampilan di seputar Monumen Nasional Jakarta adalah GRHA Perpustakaan Nasional yang dirancang berkolaborasi dengan bangunan Indisch peninggalan kolonial Belanda. Hasil karya pemenang sayembara ini disampaikan oleh arsitek Bagus Diwangkoro IAI dari PT Garis Rancang Bangun, yang mengakomodasikan sebuah perpustakaan modern dan terlengkap di Indonesia.
"Kami merancang gedung ini dan menyiapkan rancangan gedung 24 lantai didukung teknologi perpustakaan terbaru dan membuat gedung ini ramai dikunjungi tamu setiap harinya," katanya.
Baca juga: Menelisik Arsitektur di Era Bung Karno |
Selain itu, rancangan arsitektur lainnya yang patut diacungi jempol yakni perpustakaan kampus Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat. Hal tersebut disampaikan oleh arsitek Budiman Hendropurnomo IAI, FRAIA, dari PT Denton Corker Marshall (DCM) Jakarta. Karya arsitektur ini merupakan pemenang sayembara gedung Perpustakaan Kampus Universitas Indonesia beberapa waktu silam.
"Keunikan desainnya sebagai arsitektur Graha PerpustakaankKampus, yang terletak di dalam kawasan hutan lindung dan di tepi danau. Keindahan dan kenyamanannya menjadi daya tarik yang berhasil mengajak mahasiswa serta dosennya untuk beraktivitas dan melakukan belajar rutin di sana," katanya.
Koordinator penyelenggara seminar Bambang Sutrisno, IAI mengatakan penyelenggaraan seminar virtual berjudul Merancang GRHA Perpustakaan bertepatan dengan bulan Arsitektur di Indonesia. "Kami tetap mendukung upaya memperkenalkan profesi arsitek serta karyanya yang kali ini didukung oleh Perpustakan Nasional RI," ungkap Bambang.
"Melalui seminar ini kita akan mengetahui peran arsitek dalam merancang ruang aktivitas masyarakat untuk mendapatkan informasi melalui perpustakaan yang modern," ucapnya lagi.
(tia/tia)