Sarapan sampai Basian! Ke Mana Saja di Canggu?

Pergaulan

Sarapan sampai Basian! Ke Mana Saja di Canggu?

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Rabu, 23 Nov 2022 20:03 WIB
Jakarta -

Lima narasumber sudah berbagai cerita dari sudut pandang profesi dan ranah pergaulannya masing-masing terhadap pergeseran wilayah party di Bali yang kini sampai di Canggu. Menyisakan satu penasaran yang terakhir, memangnya, seseru apa pesta di Canggu? Apakah memang Canggu dan Bali masih menjadi lokasi pesta terseru?

Mengingat Gilang dari PNNY adalah DJ yang sudah mengelilingi banyak negara di dunia untuk memimpin pesta. Ketika wawancara ini dilakukan Oktober kemarin, Gilang dan PNNY juga baru saja pulang dari Tur Eropa. Lantas, bagaimana jika party di Bali, kita bandingkan dengan luar negeri?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bali will always be number one for me, but I'm biased, Bali is like the best to be honest, but I mean Europe was amazing and fun. Budapest was super fun. But Bali is something else for me. Karena yang pertama, gue party sama teman-teman sendiri dan ini rumah. It will always be. I mean, I get to party with all my family basically, man. It's like, the only way we like to party and we do it the way we want to do, it's home bro, it doesn't get better than home," ungkap Gilang kepada detikHOT.

ADVERTISEMENT

PNNYPNNY Foto: dok detikcom

Tidak hanya secara emosional, Gilang juga menjaminkan bahwa secara frekuensi, berpesta bersama PNNY di atas rata-rata.

"Party with PNNY pretty crazy. We really into it basically, like we take it very seriously, musically party-wise drinking-wise cuman ya it takes a lot to party that much you know. Sekarang kita the only day off it's hari Selasa. Kalau mau dibilang segreget apa partying, ya segitulah maksudnya," sambung GIlang sembari tertawa.

Sebagai seniman rupa, Rama (Suttasoma) punya daya khayal lain dalam melihat kemeriahan pergaulan di Canggu. Baginya, Canggu terkesan seperti taman bermain sendiri, yang kadang abai terjadi sekitar.

"Canggu itu kayak La La Land, kayak sesuatu yang imajiner. Kayak bubble sendiri, berwisata yang menyenangkan, saking terlalu nyaman kadang membuat kita mengabaikan hal di luar bubble kita," tuturnya.

Rama Suttasoma Seniman Canggu Bali yang mulai bersuara akan keresahan pembangunan yang sangat masif di Canggu.Rama Suttasoma Seniman Canggu Bali Foto: Rachman_punyaFOTO

Sedangkan untuk Binar Abiyasa (Namoy Budaya) memandang pesta di Canggu sebagai jawaban bagi mereka yang mendamba keseruan klimaks.

"Mungkin sekarang sudah nggak terlalu sering party, kecuali ada acara teman atau gue yang main. Tapi, Canggu memang jadi tempat untuk meluapkan, melepaskan keinginan-keinginan yang tak terlepaskan soal party. Canggu adalah jawabannya sih," tegas Binar.

Bertamu ke Bali untuk bertemu para pentolan pergaulan, rasanya tak sah jika detikHOT tidak meminta rekomendasi tempat-tempat pilihan para narasumber tersebut. Mana yang harus dituju, mulai dari sarapan, makan siang, bersantai menyambut sunset, makan malam, pesta sampai makan tengah malam atau biasa disebut basian. Berikut rekomendasi dari masing-masing narasumber:

BinarBinar Foto: dok detikcom

Binar Abiyasa akan mengajak detikers sarapan di Warung Sikka, lalu berjalan santai menyusuri pantai. Waktu makan siang, menikmati Warung Emak. Menyambut matahari terbenam, biasanya Binar menikmati di Times atau Riviera. Makan malam, pecinta musik reggae itu memilih Warung Goûthé. Urusan pesta, Peels Records Bar jadi pilihan utama. "Gue paling suka after party di Nasi Jinggo Babe, di Warung Betawi gitu. Udah lama di Bali tapi logatnya masih Betawi banget," tutup Binar.

Gilang 'PNNY' mengajak detikHOT untuk sarapan di Baked. Tampaknya Baked saat ini memang jadi favorit banyak orang, termasuk Adi Yukey dan Andre Yoga. Makan siang, Gilang memilih Babi Guling Chandra sebelum menikmati matahari terbenam di Potato Head. Makan malam dan pesta, dilakukan di tempat yang sama, Da Maria. Sebelum tidur, pizza dari La Gastronomia menjadi santapan terakhir yang menenangkan perut.

Seniman lukis Andre Yoga memilih HOME by Chef Wayan sebagai lokasi brunch, karena sarapan terlalu pagi untuknya. Melanjutkan tujuan untuk menikmati siang hingga sore di restoran bernama Woods. "Kalau disko, ada yang baru buka namanya Peels atau Potato Head," ujarnya. Tengah malam, Andre Yoga akan menyantap bumbu khas Bali lewat Nasi Bu Sret Sret.

Pelukis Andre Yoga asal BaliPelukis Andre Yoga asal Bali Foto: Rachman_punyaFOTO

Terakhir, Rama (Suttasoma) meyakinkan detikHOT Hungry Bird lebih enak dari tempat kopi lain sebagai bagian dari ritual sarapan. Menu makan siang, Rama menawarkan Give, sebuah warung makan vegetarian. "Habis itu sunset, di mana aja sih, batu Bolong, Berawa, Petitenget juga enak, Batu Belig, nggak ada spesifik tempat," katanya. Warung Sate Ayam Ponorogo menjadi favorit Rama untuk makan malam. Jika ingin sedikit bergaya turis, dia memilih menyantap tapas di Alma Tapas Bar.

"Disko gue nggak suka, terlalu malam. Lebih ke ngobrol-ngobrol kali ya, mungkin bisa di Black Sand," tandas Rama.


Hide Ads