Pergaulan

Mencukur Presiden Cita-cita Akhir Yanus Putrada

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Minggu, 10 Jul 2022 21:24 WIB
Jakarta -

Cerita Yanus Putrada mencapai babak akhir. Kini, kepada detikHOT dia membicarakan mimpi dan cita-citanya kelak. Masih ada rambut yang ingin dicukur, masih ada keinginan terakhir tentang bagaimana dirinya ingin dikenang nanti.

Demi memenuhi tujuan akhirnya, pria kelahiran Maret itu kemudian melahirkan akademi bernama Tjia & Yanus Putrada Academy. Sesuai namanya, pendidikan ini dikhususkan bagi mereka yang ingin mempelajari teknik mencukur rambut dan makeup. Sebagai informasi, Stella Tjia adalah kakak kandung Yanus yang berprofesi sebagai makeup artist.

Akademi ini sudah berlangsung sejak 2018, sempat vakum akibat pandemi dan sekarang sudah aktif kembali. Puluhan orang sudah lulus dari sini, Yanus sendiri lupa angka pastinya. Namun, yang jelas, akademi ini punya murid-murid yang unik. Seperti apa?

Yanus Putrada Foto: Grandyos Zafna

"Akademi awalnya karena gue juga suka ngajar. Karena gue tahu progres apa yang perlu gue ajarkan awal sampai akhir. Sederhananya, pertama kali belajar di sini mungkin orang liat 'wah pertemuan pertama sudah sebagus ini'. Kalau di akademi ini mau menurut orang kurang bagus pun nggak apa-apa, yang penting lo tahu apa yang lo lakukan. Dan, dari awal konsepnya apapun kerjaan lo, nggak usah resign, nggak harus bukan salon aja jadi kapster juga, nggak apa-apa kalo nggak sesuai passion lo, tapi lo nambah skill dan bisa menemukan hal baru."

"Makanya murid gue punya berbagai alasan untuk belajar di sini. Ada mau sekadar bisa, ada yang memang mau kerja di bidang ini. Ada yang sudah jadi pemilik barbershop. Malahan, paling banyak itu ada sarjana lulusan hukum, pengacara, karyawan kantoran. Belum ada pengangguran yang datang ke sini. Mereka dari luar kota, ada yang dari Kupang, Medan, sengaja ke Jakarta hanya untuk belajar saja."

Yanus Putrada Foto: Grandyos Zafna

detikHOT penasaran dan awam, memangnya apa yang membuat Yanus pede untuk mengajar? Apa yang membedakan dirinya dengan yang lain?

"Agak bedanya gini, kalau dulu gue tuh potong rambut yang harus rapi keliatan banget abis potong. Kalau sekarang gimana caranya gue motong kaya udah dua minggu setelah potong. Atau, misalnya kayak dulu waktu sekolah, poninya dipotong setengah centimeter aja, rasanya udah kayak pendek banget. Menariknya itu, potong rambut bukan seberapa banyak, tapi seberapa perlu lo ambil rambutnya," jawabnya berfilosofis.

Berangkat dari semua yang dilakukan untuk rambut sejak 13 tahun itu, Yanus Putrada menyimpan mimpi-mimpi dalam dirinya sebagai penyemangat. Agar supaya, suatu saat dapat dicapai.

Yanus Putrada Foto: Grandyos Zafna


"Jangka pendeknya, jika Tuhan mengizinkan gue ingin banget ngerasain potong rambut presiden. Untuk jangka panjangnya, mungkin 30-50 tahun ke depan di saat gue mungkin udah nggak ada, tapi nama tetap dikenang dengan harum, bisa sebagai seseorang atau atau sebagai brand. Jadi legacy untuk," paparnya tegas.

Ngomong-ngomong, ngobrol sudah lebih dari satu jam, detikHOT masih belum dapat jawaban pasti. Jadi, sebagai apa sih Yanus Putrada disebut? Apa istilah yang tepat?

"Kalau berdasarkan pengetahuan gue, kapster itu yang tugasnya mencuci rambut di salon. Kalau hairdresser itu ibaratnya kepala salonnya, jadi dia bisa apapun, potong rambut, coloring, nyuci. Terus kalau hairstylist tanggung jawabnya menata rambut saja, nggak bisa potong rambut. Kalau barber, biasanya segmentasinya lebih ke perawatan cowok. Nah, kalau gue, tergantung panggilannya jadi apa. Gue hybrid kali ya," tutupnya sembari tertawa.




(mif/nu2)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork