Tak Cuma Episentrum Pesta, Yogya Selatan Adalah Laboratorium Kesenian

Tak Cuma Episentrum Pesta, Yogya Selatan Adalah Laboratorium Kesenian

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Kamis, 12 Mei 2022 11:18 WIB

"Kalau di selatan itu ada kampus ISI. Kalau di utara kampus UGM, itu beda banget. Kayak dipisahkan tembok berlin. Jadi selatan itu anak-anaknya kreatif, terus guyub banget. Kalau utara lebih komersial, lebih urban. Di selatan emang lebih slow, terus apa-apa murah, apa-apa bikin sendiri. Kayak fashion itu juga udah beda banget sama di utara."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Acara banyak di selatan, nggak punya duit aja jadi acara, bisa party-party. Ada yang bawa sound system, ada yang jadi DJ-nya, jadi. Kalau di utara itu diskotik, kamu harus masuk kelab. Di selatan itu kita bisa party di publik, di Taman Budaya Yogyakarta, di Jogja National Museum. Sekarang udah susah, dulu kita nyewa JNM, murah-murah aja, party teman-teman. Orang luar nggak boleh masuk. Jadi party dulu pindah-pindah, bukan Cuma weekend, seminggu bisa lima kali."

ADVERTISEMENT

Ane aktif bermain DJ sejak 2010. Kelab malam memang jarang menjadi arena bermainnya, justru namanya melambung lewat acara-acara pameran, festival dan kegiatan di ruang publik lainnya.

Siane CarolineSiane Caroline Foto: dok Siane Caroline

"Dulu aku aktif 2010-an ke atas, aku kan sempet jadi DJ, aku mainnya itu buka pameran seni, festival kebudayaan, fashion show. Anak selatan itu yang penting ada, pada mau, udah jadi deh party. Semudah itu. Nggak kayak di utara. Tapi ya bukan artinya terus jadi anti sama kelab malam, selaras aja, aku juga pernah main di Liquid (kelab malam). Atau memang akunya aja yang cuek ya, asal minum-minum, ayok," ujarnya seraya tertawa.

"Karena buatku tiap hari aku proletar. Kalau sudah disuruh jadi kapitalis, aku nggak mau. Karena memang inginnya bersenang-senang, swasembada aja. Bikin apa yok buat bersenang-senang," lanjutnya.

Obrolan berlanjut, Ane mengamini benar adanya jika Yogya bagian selatan tumbuh menjadi tempat dari berbagai tren dan hal keren lainnya. Episentrum dan laboratorium bagi pergaulan dan eksperimen kesenian.

Siane CarolineSiane Caroline Foto: dok Siane Caroline

"Dari dulu Yogya selatan kayak gitu, tren-nya di situ, banyak seniman di situ. Kayak experimental," pungkasnya.

Selanjutnya, perjalanan detikHOT ke Yogyakarta juga akan menyajikan cerita personal dari masing-masing narasumber tentang apa yang mereka kerjakan.


Mengenal jiwa nusantara yang tersaji lewat makanan di restoran JIWAJAWI. Berebut daftar tunggu sebagai tamu untuk mencicipi roti sourdough, steak dan pizza yang merupakan edisi terbatas. Ikut serta dalam usaha pelestarian para musisi lokal. Hingga memaknai pakaian lebih dari sekadar kain yang menempel di badan. Setelah ini hanya di detikHOT.


(mif/nu2)

Hide Ads