Jelang pementasan 'J.J Sampah-Sampah Kota', pendiri Teater Koma Nano Riantiarno, pernah membicarakan persoalan itu kepada awak media.
"Sejak dua bulan lalu saya mau pertanyakan itu sama Anies. Sudah dipager-pagerin, soal itu seniman mau nyewa apakah lebih mahal atau lebih murah," kata Nano Riantiarno ditemui di Sanggar Teater Koma, kawasan Bintaro, Jakarta Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya Teater Koma belum bisa menemui Gubernur Anies untuk mempertanyakan revitalisasi TIM. Sutradara sekaligus penulis naskah Teater Koma itu pun mempertanyakan mengenai renovasi Graha Bhakti Budaya sebagai gedung pertunjukan.
"GBB mau direnovasi, apa mau diganti, atau dirubuhkan. Kita juga nggak ngerti, yang paling celaka banyak komunitas di TIM nggak punya tempat latihan lagi," tuturnya.
Corporate Secretary Jakarta Propertindo, Hani Sumarno, mengatakan revitalisasi TIM mau dibuat bagus dan nantinya area untuk latihan, diskusi, rehearsal, dan pameran seni akan diperluas.
Hani menjelaskan desain TIM juga telah disesuaikan dengan kebutuhan pegiat seni generasi mendatang. Dia juga mengklaim ulasan desain TIM sudah dibahas bersama para seniman.
"Review desain juga dilakukan bersama para seniman. jadi, sejatinya kita semua sudah satu hati dengan pegiat-pegiat seni, pekarya seni, seniman," ucap Hani.
(tia/wes)