Dalam sambutannya, dia mengatakan adanya peringatan HAI 2016 dan Festival Literasi Indonesia menunjukkan kreativitas yang ada di Sulawesi Tengah.
"Kami juga memberikan penghargaan, terhadap tokoh yang peduli pada penuntasan aksara di Indonesia dan mereka yang berjasa di pendidikan non-formal," ujarnya, Kamis (20/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Tia Agnes |
Pemilihan lokasi Palu sebagai tempat penyelenggaran, kata Asisten Gubernur bidang perekonomian dan pembangunan Sulawesi Tengah, Elim Somba, merupakan kepercayaan bagi bumi Celebes.
"Sejalan dengan tema utama yang diberikan UNESCO Membaca Masa Lalu, Menulis Masa Depan, tema ini sangat strategis dan sesuai dengan pedoman bersama khususnya di Palu," ucapnya.
Melek aksara di Palu terus menerus mengalami peningkatan. Di tahun 2013 angkanya mencapai 96,48 persen, tahun 2014 96,72 persen dan tahun lalu angkanya 96,85 persen. Serta tersisa angka 3,11 persen.
"Maka angka ini berada di atas rata-rata nasional 3.40 persen," lanjut Elim.
Setelah peringatan Hari Aksara Internasional, juga diberikan penghargaan kepada tokoh dan masyarakat yang menggerakan literasi di seluruh Indonesia. Serta anugerah aksara kepada pegiat keberaksaraan dan tokoh pegiat perempuan marginal. Perayaan ditutup oleh pertunjukan sosiodrama dari masyarakat Desa Salena, kecamatan Ulujadi, kota Palu. (tia/wes)












































Foto: Tia Agnes