Museum Prangko Indonesia, Menyimpan Segudang Koleksi Penting Meski Sepi Peminat

Serba-Serbi Prangko Indonesia (1)

Museum Prangko Indonesia, Menyimpan Segudang Koleksi Penting Meski Sepi Peminat

- detikHot
Senin, 13 Jan 2014 10:13 WIB
Bagian depan museum (Astrid Septriana / detikHOT)
Jakarta - Surat elektronik, pesan singkat, video call dan perkembangan moda komunikasi lainnya, tentu berdampak pada keberadaan prangko, kartu pos juga tradisi surat-menyurat.

Namun nyatanya dengan nilai seni yang ada pada prangko tak menghentikan para filatelis tetap mencintainya. Tak hanya nilai seni juga budaya yang dikandung pada sebuah prangko, ada nilai sejarah dan bahkan bisa dijadikan barang investasi.

Kali ini, detikHOT menyajikan segala rupa serba-serbi prangko. Dari mulai museum, pecinta prangko hingga perkembangan filateli di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

***

Mencari Museum Perangko Indonesia di antara belantara bangunan di komplek Taman Mini Indonesia Indah, tak semudah itu. Bukan karena tak ada tanda yang jelas, hanya saja sesampainya disini, gerbang bangunan museum bisa dibilang saru dengan rumah-rumah anjungan.

Pagar museum ini bernuansa tradisi Bali. Ketika memasuki pelataran museum, barulah kita akan yakin tak salah tempat. Karena kita akan disambut dengan sebuah patung bola dunia dengan icon merpati di pucuk bola dunia itu. Merpati kan, sangat identik dengan komunikasi surat-menyurat pada dahulu kala.

Pengunjung akan diminta mengisi buku tamu, sembari membayar lima ribu rupiah untuk bisa masuk ke museum yang tutup setiap Senin dan buka pada Selasa sampai Sabtu dari pukul delapan pagi sampai empat sore. Hari Minggu buka pada pukul delapan pagi hingga lima sore.

DetikHOT ditemui Tugiono, 51 tahun, seorang pemandu museum. Ia ternyata telah dinas di tempat yang kini terbilang sepi senyap ini sejak 1 Februari 1984.

"Museum Prangko didirikan atas gagasan dari Ibu Tien Soeharto, saat ia mengunjungi pameran prangko Asia Pasifik, 6 Juni 1981 di Bumi Perkemahan Cibubur," ujarnya kepada detikHOT (09/01/2014).

"Pesannya supaya pameran prangko bisa dilihat setiap saat oleh masyarakat, dengan dibuatnya sebuah wadah permanen. Ini kemudian ditanggapi ole PT. Pos Indonesia."

Maka, pada 29 September 1983 diresmikanlah museum dengan luas 9.400 meter persegi ini. Komplek Museum Prangko Indonesia diisi dengan tiga bangunan utama. Aula yang juga menjadi bangunan kantor pos, pendopo dan ruang pamer aset prangko.

"Gerbangnya ini dari gaya Candi Bentar yang dibelah dua. Maknanya, Candi ini adalah lambang kemakmuran dan kesabaran. Arsitektur museum ini menggunakan gaya khas Jawa dan Bali," kata Tugiono. Ada juga patung Hanoman yang berada di depan pintu masuk museum.

Konon, Hanoman merupakan simbol dari duta dharma pembawa berita. Jadi, fungsi bangunan museum ini, selain untuk jadi opsi berekreasi, juga berfungsi untuk studi konservasi di bidang koleksi prangko. Hanya dengan biaya murah, kita bisa dapatkan pengalaman asyik dan sarat nilai di museum ini.

(ass/utw)

Hide Ads