.webp)
Isu miring mengenai dugaan poligami dan kabar gugatan cerai di media sosial, menghampiri rumah tangga Habib Usman bin Yahya dan Kartika Putri.
Merespons kabar liar tersebut, Habib Usman bin Yahya, akhirnya buka suara dan memberikan klarifikasi tegas. Ia membantah semua tudingan sekaligus menegaskan komitmennya terhadap Kartika Putri.
Habib Usman mengakui, sering ditanya tentang keberanian untuk berpoligami. Namun, ia secara tersirat mengatakan Kartika Putri adalah faktor utama yang membuatnya memilih untuk tidak mengambil keputusan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Keluarga dan Pacar Ammar Zoni Datangi LPSK |
"Ketika ditanya, 'Habib berani gak poligami?' Berani saya poligami, tapi istri saya jauh lebih berani (untuk melarang). Akhirnya saya gak jadi. Saya tegaskan di sini, saya tidak poligami!" kata Habib Usman saat ditemui di kediamannya di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Rabu (26/11/2025).
Lebih lanjut, Habib Usman bin Yahya, menegaskan isu poligami dan kabar keretakan rumah tangga yang beredar adalah fitnah belaka. Ia mengingatkan publik sejak awal pernikahannya, selalu mengikrarkan komitmen untuk hanya memiliki satu istri, yaitu Kartika Putri.
"Saya nikah sama Kartika Putri dari awal, di media sosial pun ramai. Saya selalu bilang istri saya cuma satu, Kartika Putri. Saya tidak akan poligami. InsyaAllah rumah tangga saya sakinah mawaddah warahmah. Istri saya tidak pernah menggugat saya, tidak pernah datang ke pengadilan, dan kita tidak ada permasalahan. Jadi Alhamdulillah, itu semua fitnah," tegas Habib Usman bin Yahya.
Baca juga: Kronologi Meninggalnya Mudy Taylor |
Meski begitu, Habib Usman bin Yahya mengaku, fitnah tersebut sempat berdampak pada istrinya secara emosional. Kartika Putri menjadi merasa dirugikan dan dicurigai oleh lingkungan sekitar.
"Istri saya jadi merasa dirugikan dan dicurigai. Akhirnya saya ke mana-mana dicurigai. Jadi boro-boro mau poligami, parkir mobil saja ketahuan," ujar Habib Usman.
Habib Usman bin Yahya, kemudian memberikan pandangan serius mengenai bahaya menyebarkan fitnah dan ghibah di media sosial.
Ia menyarankan, agar masyarakat senantiasa menjaga lisan dan ketikan karena fitnah memiliki konsekuensi hukum dan moral yang berat.
"Ini saya doakan biar Allah sentuh hatinya. Jangan ghibah, jangan fitnah. Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan," pungkasnya.
(ahs/wes)
