Mediasi Terancam Buntu, Kubu Reza Gladys Ragukan Itikad Damai Nikita Mirzani

Proses mediasi dalam gugatan perdata yang dilayangkan Nikita Mirzani terhadap Reza Gladys terancam buntu.

Hal tersebut, disebabkan pihak Reza Gladys sebagai tergugat menunjukkan keraguan mendalam terhadap itikad baik Nikita Mirzani.

Tim kuasa hukum Reza Gladys, Surya Batubara, buka-bukaan menyuarakan kekhawatiran jika gugatan tersebut akan kembali dicabut di tengah jalan, sama seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

"Yang penting, jangan dicabut. Nanti kita sudah mau berjuang untuk secara hukum, dicabut lagi. Mudah-mudahan tidak dicabut lagi," kata Surya Batubara saat ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (22/10/2025).

Ketidakpercayaan ini membuat pihak Reza Gladys, tak akan meladeni mediasi jika tidak ada proposal perdamaian yang jelas dan konkret dari pihak Nikita Mirzani.

"Usulannya apa? Kalau nanti usulannya bisa kita pertimbangkan, dokter Reza pertimbangkan, bisa disetujui, kita setujui. Jadi kita masih tunggu usulannya apa," ujar Robert Par Uhum.

Sebagai bentuk strategi dan untuk menguji keseriusan lawannya, Reza Gladys, dipastikan tak akan menghadiri sesi mediasi pertama. Kehadirannya baru akan dipertimbangkan jika, pihak Nikita Mirzani menunjukkan sikap yang lebih baik dari sebelumnya.

"Jadi dokter Reza untuk mediasi pertama tidak akan datang. Kita lihat dulu usulannya, sikap mereka seperti apa. Masih konyol seperti yang dulu atau sudah lebih baik? Kalau konyol kayak yang lalu, jangan harap kami datangkan," tegas Robert Par Uhum.

Gugatan Rp 244 miliar dari Nikita Mirzani, memfokuskan pada dugaan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pihak Reza Gladys.

Akar masalah berawal dari kerja sama review produk skincare yang dibatalkan sepihak. Dalam kesepakatan awal, seharusnya Nikita Mirzani mereview produk Reza Gladys secara positif, namun perjanjian itu gagal dijalankan.

Dalam gugatan, Nikita Mirzani menuntut kerugian materiil sebesar Rp 4 miliar, kerugian akibat kelalaian sebesar Rp 40 miliar, dan kerugian immateriil sebesar Rp 200 miliar.