.webp)
PenyanyiAshanty masih terus berjuang mempertahankan tanah peninggalan ayahnya yang kini tengah dalam sengketa. Namun di balik konflik tersebut, ada cerita masa kecil penuh makna yang tak bisa ia lupakan.
Bagi Ashanty, lahan itu bukan sekadar aset warisan, melainkan tempat penuh kenangan bersama mendiang sang ayah yang jarang ditemuinya saat kecil.
"Jadi waktu kecil karena kalau ketemu papaku susah, jadi kalau misal papa mau ketemu kita suka diajak mancing di sini. Nanti hasilnya ada saung di situ diminta bakarin," kata Ashanty saat ditemui di kawasan Cinangka, Depok, Jawa Barat, kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenangan itulah yang membuat istri Anang Hermansyah itu merasakan ikatan emosional dengan tanah warisan tersebut. Tempat tersebut bukan hanya sekadar lahan kosong, tapi bagian penting dari kebersamaannya dengan ayahnya.
Tak hanya itu, keluarganya pun pernah memiliki rencana besar untuk memanfaatkan tanah tersebut demi tujuan sosial.
"Awalnya kita di sini mau bikin yayasan, karena kita pengin bikin yayasan dan di atas sama mama pengin bikin buat anaknya rumah-rumah kecil gitu," terang Ashanty.
Atas dasar hal tersebut, Ashanty memberikan peringatan keras kepada pihak developer yang kini menguasai tanah tersebut. Ia menegaskan pembangunan di atas hak orang lain tak akan pernah membawa keberkahan.
"Ini ada hak orang lain di sini, percaya sama aku apa pun yang kamu lakukan itu pasti panas yang namanya warisan orang," tegas Ashanty.
Ashanty juga mengungkapkan kekecewaannya karena niat baiknya untuk mencari jalan keluar justru tak digubris. Menurutnya, pihak developer sempat berjanji berdiskusi, namun pada akhirnya malah melanjutkan pembangunan tanpa memperhatikan sengketa yang ada.
"Ini dia sudah tahu bahwa ada dua kepemilikan, dia bahkan datang ke rumah saya, dia bahkan nego-nego Mas Aris, terus tiba-tiba membangun. Artinya memang orang ini tidak sesuai yang aku pikirkan," pungkasnya.
(ahs/mau)
