Penyanyi Ashanty angkat bicara terkait sengketa tanah yang melibatkan lahan peninggalan ayahnya. Ia menegaskan polemik ini sudah berlangsung cukup lama dan menimbulkan kerugian bagi keluarganya.
Ashanty menjelaskan permasalahan ini berawal dari tanah yang dibeli oleh ayahnya dahulu memiliki surat kepemilikan ganda.
"Kalau zaman dulu kan tanah tuh banyak yang ibaratnya maaf bandel ya. Ibaratnya satu tanah kepemilikannya ada beberapa orang. nah memang tanah ini pertama sudah kita cari tahu memang ayahku yang beli duluan daripada si yang bareng aku punya suratnya itu juga," kata Ashanty ditemui di Radio Dalam Jakarta Selatan pada Selasa (11/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masalah semakin rumit karena oknum pemilik surat tanah yang sama dengan ayahnya menjual lahan tersebut ke pihak lain. Bahkan, tanah yang masih berstatus sengketa itu sudah mulai dipersiapkan untuk pembangunan perumahan.
"Terus mereka udah jual lagi ke orang lain, dan orang lain lagi membuat lagi bikin jalan udah bikin kaya udah kayaknya dia mau bikin perumahan. Jadi bayangkan mau bangun perumahan di tanah sengketa menurut aku keterlaluan," tutur Ashanty.
Ashanty Usahakan Mediasi
Ashanty mengungkapkan upaya mediasi sebenarnya sudah dilakukan sejak lama. Namun, pertemuan-pertemuan tersebut tidak membuahkan titik terang.
"Sudah 3-4 tahun lalu kalau rembukan, dari sebelum COVID malah," ujar Ashanty saat ditemui di kawasan Cinangka, Depok, Jawa Barat, Kamis (18/9/2025).
Developer Tetap Bangun Perumahan di Tanah Sengketa
Istri Anang Hermansyah itu menilai kedua belah pihak sama-sama memiliki surat tanah tersebut, seharusnya ada jalan tengah yang bisa dicapai. Namun, menurutnya developer tetap melanjutkan pembangunan meski tahu tanah itu masih bermasalah.
"Yang buat aku semakin kecewanya lagi, developernya yang beli dari si bapak (pemilk surat tanah yang sama seperti ayah Ashanty) ini, harusnya dia tahu (tanahnya dalam sengketa)," beber Ashanty.
Ashanty bahkan sempat menemui pihak developer secara langsung untuk mencari jalan keluar. Akan tetapi, menurutnya tidak ada itikad baik karena pembangunan tetap dilanjutkan.
"Aku sempat ketemu (dengan developer), jadi aku temuin, 'Ya sudah Mbak ini cari solusi yang terbaik'. Tapi kamu tetap membangun menurutku kamu gak ada niat baiknya," ucap Ashanty.
Ashanty Tempuh Jalur Hukum
Merasa dirugikan, Ashanty akhirnya memilih untuk mengambil langkah hukum. Ia menegaskan tidak akan tinggal diam dalam memperjuangkan hak keluarganya.
"Tadi aku tadi sudah bertemu dengan beberapa orang juga ada yang mau aku laporin dan mau aku urus juga karena aku gak akan diam karena itu hak kita juga," terang Ashanty.
Saat ini, gugatan sudah diajukan ke pengadilan dan laporan resmi juga telah disampaikan ke Badan Pertanahan Nasional (BPN). Ashanty berharap persoalan ini dapat diselesaikan melalui jalur hukum.
"Ada beberapa tempat kita sudah ajuin gugat lewat pengadilan, kita juga sudah lapor ke pertanahan BPN," jelas Ashanty.
Ia menyerahkan seluruh keputusan akhir kepada pengadilan.
"Nanti semua biar dibuktikan pas persidangan," pungkasnya.
(ahs/pus)