Wanda Hamidah menjadi salah satu perwakilan Indonesia yang berlayar ke Gaza menggunakan kapal Kaiseer. Wanda Hamidah membagikan setiap hal yang terjadi selama perjalanan.
Perempuan berusia 47 tahun itu berlayar sejak 16 September 2025 dari Pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia. Gak berapa lama, kapal sempat terdampar di Port De Peche, Kelibia pada 17 September 2025.
"Kami terdampar di Kelibia, Tunisia. Ada sedikit masalah di kapal kami, yang telah kami perbaiki. Kami akan berlayar lagi besok, insyaallah," tulis jelas Wanda Hamidah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semalaman berada di Kelibia, Wanda dan rombongan kembali berlayar keesokan harinya. Selain ada sedikit masalah pada kapal, persediaan bensin mereka sempat hilang diduga tercebur ke laut.
Hari ketiga perjalanan saat memasuki perairan Italia, cuaca buruk menyambut Wanda Hamidah dan tim. Angin kencang dan ombak besar menerjang kapal.
"Day 3 kami meneruskan perjalanan menuju Gaza, cuaca kurang bersahabat, angin kencang dan ombak cukup besar membuat kami agak basah. Kemungkinan akan berhenti sebentar di Italia untuk pengisian bahan bakar," tulis Wanda dalam unggahan di Instagramnya, Sabtu (20/9).
Bintang serial Rekaman Terlarang itu menegaskan Global Sumud Flotilla adalah gerakan sipil, non violent movement, yang dilindungi oleh peraturan internasional, Konvensi Jenewa.
Saat sampai di Porto Portopalo Di Capo Passero, Italia, Wanda Hamidah juga bertemu dengan kapal-kapal Global Sumud Flotilla, seperti Nusantara, Mali, dan Ala Edine. Mereka juga bertemu dengan kapal observer.
Setelah menempuh perjalanan dari Porto Portopalo Di Capo Passero, kapal yang Wanda Hamidah tumpangi mengalami kebocoran.
"Ada air yang masuk ke kapal kami, Kaiseer, kami berlayar kembali ke Portopalo, Sisilia. Semoga bisa diperbaiki. Bismillah," tulis Wanda Hamidah.
Muhammad Husein Gaza, aktivis dan Youtuber yang menaiki kapal observer bertemu dengan Wanda Hamidah dan tim yang harus kembali ke Portopalo. Wanda Hamidah dan tim mendadak harus bermalam di
"Dan sekarang kita di sini, kapal kita harus diperbaiki dan ini hari Sabtu. Kapalnya cuma bisa diperbaiki karena orang-orang kerja hari Senin. Jadi terpaksa harus bermalam di sini dan bermalamnya gak tahu di mana, tapi gak apa-apa," kata Wanda.
"Lillahi ta'ala, pokoknya aku sudah tawakal 100%. Jika Allah berikan jalan keluar, kita tetap ke Gaza. Entah pakai kapal yang dibenerin atau ganti kapal. Ganti kapal juga gak segampang itu ya, ustaz. Jadi gak tahu juga atau perjalanan harus berakhir di sini, gak tahu juga. Doakan yang terbaik, maunya sih tetap pergi ke Gaza, insyaallah," sambungnya.
Muhammad Husein sempat menawarkan Wanda untuk bergabung ke kapalnya. Namun, semua dibicarakan lagi karena manifest dan berkas sudah tercatat.
"Kita lihat kemungkinannya, tapi bukan hanya penuh, tapi masalahnya juga berkas-berkas sudah manifest, sudah tercatat. Kita akan cari jalan, semoga apa pun yang terbaik," kata Muhammad Husein.
"Kalau memang harus pulang, menurut saya sudah berikhtiar secara maksimal," sambung Wanda Hamidah.
(pus/mau)