Leony Kena Pajak Waris Puluhan Juta, Berat tapi Cuma Bisa Dumel dan Ikut Aturan

Leony Kena Pajak Waris Puluhan Juta, Berat tapi Cuma Bisa Dumel dan Ikut Aturan

Desi Puspasari - detikHot
Jumat, 12 Sep 2025 05:11 WIB
Leony Foto Bareng Chelsea Olivia
Leony Vitria usai manggung bersama Trio Kwek Kwek di kawasna Jakarta. Foto: Instagram @leonyvh
Jakarta -

Penyanyi Leony Vitria mencurahkan keluh kesahnya ketika menghadapi peraturan negara yang mau gak mau harus dipatuhi, terkait pajak. Hal ini bermula ketika dirinya mengurus balik nama rumah milik mendiang ayah.

Leony gak menyangka, niat untuk mengalihkan rumah tersebut menjadi atas namanya, dia justru dihadapkan dengan pajak waris. Itu merupakan pajak tambahan sebesar 2,5 persen dari nilai rumah tersebut, yang pasti besarannya gak sedikit.

"Semenjak gue share soal pajak waris ini, gue juga jadi banyak pembelajaran baru sih," ungkap Leony dalam unggahan di Instagram pribadinya dilihat pada Jumat (12/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kesimpulannya: apa pun namanya, mau hibahlah, warislah, mau punya SKB-lah, kalau kita mau urus balik nama kita tetap harus bayar BPHTB itu (dan yang gue curhatin ini sebenarnya soal BPHTB ini)," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Perempuan yang dulu tergabung dalam Trio Kwek-kwek itu merasa wajar bila hanya harus membayar paperwork ganti nama. Namun, gak dengan angka 2,5 persen dari nilai rumah tersebut.

"Tapi kalau harus bayar 2,5 persen dari value rumah itu hanya untuk balik nama, ya itu memberatkan menurut gue. Tapi, ya aturannya memang gitu. Jadi gue sebagai rakyat ya cuma bisa ikutin aturan aja sambil ngedumel," tulisnya disertai emoji tertawa.

Leony menegaskan sebagai warganegara selalu taat bayar pajak. Namun, Leony gak bisa memungkiri ada rasa yang harus diungkapkan ketika masyarakat harus membayar pajak dan nilainya gak sedikit.

"Bayar pajak seumur hidup gak pernah ada hasilnya, yang gue lihat hasilnya cuma para pejabat yang memperkaya diri sedangkan masyarakat makin amburadul. Di negara lain memang pajak jauh lebih gede dari kita, tapi masyarakatnya tuh nikmatin loh hasil bayar pajak," tuturnya.

Dia mengambil contoh negara Jepang karena adiknya sudah 10 tahun lebih tinggal di sana. Leony mengatakan adiknya membayar pajak yang lebih tinggi dari Indonesia.

Akan tetapi, ada manfaat yang dirasakan. Fasilitas umum, kesehatan, sampai pensiun terjamin.

"Waktu zaman COVID kemarin setahun gak bisa kerja karena resto harus tutup, bos-nya gak perlu PHK pegawai karena semua dijamin sama negara, gaji dll-nya," curhat Leony.

Leony yakin apabila masyarakat bisa merasakan manfaat dari hasil bayar pajak, gak ada lagi keluhan seperti yang dilakukannya.

"Gue yakin kalau kita ngerasain manfaatnya bayar pajak, gak bakal kita curhat ngeluh musti bayar pajak ini itu. Di mana bumi dipijak, di situ kita dipajak," tutup Leony.




(pus/tia)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads