Komunitas Disabilitas-Anak Pesisir Eksis di Panggung Teater Musikal Tanta Ginting

Komunitas Disabilitas-Anak Pesisir Eksis di Panggung Teater Musikal Tanta Ginting

Mauludi Rismoyo - detikHot
Minggu, 04 Mei 2025 16:46 WIB
tanta ginting
Komunitas Disabilitas-Anak Pesisir Eksis di Panggung Teater Musikal Tanta Ginting. (Foto: Mauludi Rismoyo)
Jakarta -

Aktor Tanta Ginting membagikan pengalaman menjadi sutradara dalam pementasan teater drama musikal Mimpi Anak Pesisir. Bukan melibatkan aktor dengan jam terbang tinggi, ia justru mengajak anak-anak pesisir dan komunitas disabilitas.

Digelar di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu (3/5/2025), Mimpi Anak Pesisir mengangkat isu sosial kehidupan anak-anak yang tinggal di pinggiran pantai. Menguliti kondisi realitas yang ada di lapangan, Tanta turut menyajikan perjuangan orang pesisir dalam menghadapi hidup.

"Pertama kali tahu topiknya tentang isu sosial anak-anak pesisir, aku langsung kasih ide kenapa nggak mereka aja yang main. Karena aku mikirnya ini akan lebih kena, baik dari sisi cerita maupun emosinya," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diungkapkan Tanta Ginting, sebelumnya ia hanya ingin melibatkan 10 anak. Namun, antusiasme tinggi membuat total pemain menjadi 36 anak-anak.

"Mungkin terlihat biasa gitu, tapi mereka belum pernah berkesenian sama sekali, benar-benar dari nol, belum pernah punya pengalaman buat drama musikal," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Tak hanya anak-anak pesisir, Tanta Ginting juga mengajak komunitas disabilitas untuk tampil. Beberapa orang bahkan menyimpan bakat bermusik.

Turut mengajak sutradara Rusmedie Agus untuk membantu persiapan, Tanta mengaku bangga dengan hasil akhir pementasan Mimpi Anak Pesisir.

"Awal latihan, wah energi mereka tinggi sekali, satu ngomong, semua ngomong juga. Tapi pas lihat tadi nggak ada salah, wow," katanya.

Perlu diketahui pementasan Mimpi Anak Pesisir merupakan bagian dari acara Asa Gerakan Bela Rasa Kita: He(art) of Compassion and Hope. Digarap oleh Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta (LDD KAJ), programnya kali ini fokus menyoroti keadaan wilayah terdampak abrasi, Muara Bungin.

"Kita pengin menumbuhkan rasa 'berbela rasa', kadang kita yang berkecukupan sulit untuk memberikan sedikit dari apa yang kita punya. Kita buat pendampingan, sosial ekonomis, kita ajarkan mereka memproduksi makanan, baju, dan lain sebagainnya agar bisa berdiri di kaki sendiri," ujar Ernest Theodore selaku perwakilan LDD.




(mau/pus)

Hide Ads