.webp)
"Setelah kompetisi, aku merasa hampa. Seakan semua perjuangan bertahun-tahun sia-sia," kata Vina Sitorus kepada wartawan, Jumat (14/2/2025).
Model berusia 25 tahun itu mencoba berbagai cara untuk menghilangkan rasa sedihnya dengan bepergian ke luar negeri, menyibukkan diri, hingga menjalani berbagai metode healing.
Namun, tak ada yang benar-benar membantunya keluar dari keterpurukan. Selama tiga bulan, ia mengurung diri, berat badannya naik 20 kilogram, dan sering menangis sendiri.
"Aku sadar aku jatuh, tapi itu malah bikin aku makin panik. Aku merasa semakin kehilangan kontrol dalam hidup," kenangnya.
Puncak kebangkitannya terjadi saat ia mulai mengenal emotional intelligence atau kecerdasan emosional.
Vina Sitorus mulai melakukan riset mandiri, menonton panduan terapi di YouTube, berolahraga, serta mencoba teknik earthing. Secara perlahan, kecemasannya mulai mereda.
"Aku sadar selama ini aku terlalu fokus mengejar validasi eksternal. Padahal, kekuatan sejati seorang wanita ada di dalam dirinya sendiri," jelasnya.
Dari pengalaman ini, model kelahiran Sumatera Utara itu menyadari banyak perempuan menghadapi tekanan sosial dan ekspektasi yang sama, tanpa tahu bagaimana mengatasinya.
"Aku ingin membantu mereka menemukan diri mereka lagi. Bukan sekadar bertahan hidup sambil memendam luka, tapi benar-benar menjalani hidup dengan penuh makna," beber Vina Sitorus.
Vina Sitorus memiliki ambisi meraih mahkota dan memilih jalur baru melalui memberdayakan perempuan. Saat ini, aktif sebagai public speaker dan content creator, menyebarkan edukasi tentang kecerdasan emosional, pola pikir yang kuat, dan gaya hidup berkelas.
"Tujuan hidupku sekarang bukan lagi sekadar memenangkan kontes kecantikan. Aku ingin membantu perempuan lain bangkit dari keterpurukan dan menemukan makna hidup mereka," tegasnya.
Ke depannya, Vina juga berencana membuka kelas pengembangan kepribadian, etiket, dan public speaking agar semakin banyak perempuan bisa menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.
(ahs/wes)
