Artis Desy Ratnasari sangat merindukan sosok mendiang ibunda, Mulyanah, ketika Ramadan tiba. Banyak momen dan kenangan yang dirindukan Desy Ratnasari dari mendiang ibunda.
"Kalau ada ibu pasti enaklah. Terasanya itu apa ya, nggak ada makan bareng ya. Lebaran pertama biasanya di rumah mama kumpul, sekarang sudah nggak ada ya," ungkap Desy Ratnasari di studio Berkahnya Ramadan, Transmedia, Jakarta Selatan, Jumat (22/3/2024).
Perempuan yang kembali lolos menjadi anggota legislatif itu menceritakan sosok ibunda sebagai perempuan karier. Mempunyai ibu yang juga bekerja di luar rumah, Desy Ratnasari ingat betul dirinya pernah mempertanyakan kehadiran sang bunda untuknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya selalu ingat dulu, saya lahir dari seorang perempuan pekerja. Tentu kalau lagi sakit maunya mama datang temenin. Ada beberapa momen, kok saya sakit mama nggak ada. Terus nenek saya bilang, 'Jangan terlalu banyak nuntut. Masih bagus itu ibu kamu kerja untuk cari nafkah'," kenang Desy Ratnasari dengan suara mulai bergetar.
"Masyaallah pada saat itu saya lagi sakit gatal-gatal karena salah makan udang. Terus mama itu izin untuk bisa pulang, (untuk) temani, bawa kelapa ijo untuk menetralisir, terus dia bawain majalah Bobo dan Si Kuncung. Ah aku jadi sedih," ungkapnya yang kemudian suaranya tertahan seperti sulit untuk melanjutkan ceritanya.
Air mata Desy Ratnasari menetes mengenang bagaimana sang bunda mau izin meninggalkan pekerjaan demi menemani dirinya yang sakit.
"Sebenarnya paling dikangenin itu adalah pelukannya mama. Pada saat kita lagi sedih, capek, ya lagi ngadepin tantangan-tantangan hidup. Sekarang kan yang meluk saya ada Nasywa," aku perempuan berusia 50 tahun itu.
Karakter ibunda membuat Desy Ratnasari tumbuh menjadi seorang perempuan yang mandiri, terstruktur, punya planing, serta bisa membagi waktu sebagai ibu dan wanita karier.
"Dia jalani itu semua. Anaknya sakit dia tetap ada, pulang, terus ya gitulah. Tukang kerja, mama tuh ngak bisa diam. Sedih momennya yang selalu buat saya ingat. Orang tua lagi kerja, dia berhenti kerja, datang ke rumah cuma mau bacaain buku, majalah, terus bawain kelapa karena tahu kan anaknya sakit," kata Desy Ratnasari.
Hal itu sangat membekas untuk Desy Ratnasari. Cerita itu membuat Desy Ratnasari berusaha selalu ada untuk putri satu-satunya, Nasywa.
"Makanya saya sampai sekarang kalau anak saya sakit, sebisa mungkin saya harus pulang, meskipun saya lagi kerja. Karena saya yakin itu yang akan berbekas di hati Nasywa," ucap Desy Ratnasari.
(pus/mau)