Proyek pembangunan dua lapangan mini soccer di Karawang, Jawa Barat, malah menyeret nama Vicky Prasetyo ke dalam dugaan penipuan senilai Rp 1,8 miliar.
Vicky Prasetyo mengatakan berdasarkan kesepakatan, pembayaran baru bisa dilakukan apabila proyek pembangunan sudah selesai.
Ternyata, proyek baru berjalan sebesar 50 persen dan lapangan yang tengah dibangun malah tergenang air dan drainase tidak berjalan.
"Mohon maaf dengan lapangan tergenang seperti ini apakah bisa digunakan? Saya tidak mentoleransi itu, kita minta pertanggungjawaban untuk membongkar semuanya," kata Vicky Prasetyo dalam konferensi pers yang digelar di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (4/3/2024).
Alasan Vicky Prasetyo mempercayakan proyek pembangunan ini kepada kontraktor tersebut karena mengaku sudah berpengalaman untuk membangun lapangan.
"Kita tidak mau ada masalah seperti banjir dan kontraktornya tidak mau tanggung jawab lagi, itu alesan kita pilih mereka karena ada pengalaman membangun lapangan," tutur Vicky Prasetyo.
Dasar Vicky Prasetyo meminta pertanggungjawaban pun tertuang dalam SPK (Surat Perintah Kerja) poin ketiga yang menyatakan pihak Vicky Prasetyo bisa meminta pertanggungjawaban kepada pihak kontraktor jika terjadi masalah dalam proses pembangunan.
"Baca poin tiga ya, apabila setelah terlaksananya pembangunan mini soccer internasional terdapat masalah seperti pembangunan, air tergenang, drainase yang tidak berjalan, maka pihak pertama yaitu saya meminta pertanggungjawaban kepada pihak kedua," ucap Vicky Prasetyo.
Namun, upaya meminta pertanggungjawaban itu malah berbalik padanya dengan pelaporan atas dugaan penipuan senilai Rp 1,8 miliar oleh pihak kontraktor.
"Tiba-tiba muncul angka 1,8 miliar. Ini 1,8 miliar darimana? Saya nggak tahu," pungkasnya.
(ahs/aay)