Di Dapil Jabar V dengan jatah 9 kursi DPR RI, nama Primus Yustisio dari PAN dan Tommy Kurniawan dari PKB masih bisa bertahan di daftar 9 caleg dengan suara terbanyak di dapil Jabar V.
Berikut 9 caleg dengan suara terbanyak sementara di dapil Jabar V:
Ravindra Airlangga dari Golkar: 78.099
Fadli Zon dari Gerindra: 69.797
Primus Yustisio dari PAN: 66.218
Apriyadi Malik dari Golkar: 52.960
Tommy Kurniawan dari PKB: 52.388
Elly Rachmat Yasin dari PPP: 48.038
Achmad Ru'yat dari PKS: 43.151
Adian Y. Y Napitupulu dari PDIP: 40.392
Marlyn Maisarah dari Gerindra: 34.613
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dapil Jabar VII nama Verrell Bramasta masih sangat aman. Dapil Jabar VII mempunyai jatah 10 kursi di DPR RI. Verell Bramasta masuk dalam daftar 10 caleg dengan suara terbanyak di Jabar VII dan tertinggi di antara caleg PAN lainnya yang berada di dapil sama.
Verrell Bramasta bisa bersaing dengan politisi senior di Dapil tersebut, seperti Dedi Mulyadi hingga Presiden PKS Ahmad Syaikhu.
Berikut 10 caleg dengan suara terbanyak sementara di dapil Jabar VII:
Dedi Mulyadi dari Gerindra: 152.942
Puteri Komarudin dari Golkar: 61.559
Cellica Nurrachadiana dari Demokrat: 56.554
Ahmad Syaikhu dari PKS: 37.375
Vera Febyanthy dari Demokrat: 34.446
Verrell Bramasta dari PAN: 33.081
Putih Sari dari Gerindra: 30.109
Saan Mustopa dari NasDem: 28.066
Syaiful Huda dari PKB: 26.284
Pipin Sopian dari PKS: 26.219
Di Dapil Jabar XI Mulan Jameela masih masuk dalam 10 caleg dengan suara terbanyak di dapil tersebut. Akan tetapi, posisinya berada di paling buncit.
Berikut 10 caleg dengan suara terbanyak sementara di Dapil Jabar XI:
Ade Ginanjar dari Golkar: 126.837
Muhammad Husein Fadlulloh dari Gerindra: 118.648
Oleh Soleh dari PKB: 82.134
Imas Aan Ubudiah dari PKB: 74.563
Dony Maryadi Oekon dari PDIP: 64.658
Ferdiansyah dari Golkar: 63.633
Muhammad Hoerudin Amin dari PAN: 55.032
Neng Ida Nurhalida dari PKB: 48.068
Mohamad Sohibul Iman dari PKS: 46.883
Mulan Jameela dari Gerindra: 45.818
Perolehan suara ini masih sementara karena penghitungan suara masih berlangsung sampai 20 Maret 2024.
Dalam Sirekap Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 kerap muncul kejanggalan lantaran ada perbedaan antara jumlah perolehan total suara partai dengan jumlah akumulasi suara yang didapatkan tiap-tiap caleg.
Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja menegaskan Sirekap bukan penentu rekapitulasi. Penentu hasil Pemilu adalah penghitungan manual.
"Harus kami sampaikan bahwa Sirekap adalah bukan penentu terhadap rekapitulasi. Penentunya tetap menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 (tentang Pemilihan Umum) adalah manual rekapitulasi. Jadi bukan Sirekap. Sirekap hanya alat bantu," kata Bagja, Kamis (15/2).
Simak Video "Video: Cerita Megawati soal PDIP Babak Belur di Pemilu 2024"
[Gambas:Video 20detik]
(pus/wes)