Kata Ustaz: Seseorang Memperlihatkan Kekayaannya Belum Tentu Ria

Kata Ustaz: Seseorang Memperlihatkan Kekayaannya Belum Tentu Ria

Desi Puspasari - detikHot
Selasa, 09 Jan 2024 06:10 WIB
ustaz solmed
Penjelasan Ustaz Solmed ketika dituding ria usai memperlihatkan rumah barunya. Foto: Hanif Hawari
Jakarta -

Ustaz Solmed dan April Jasmine menuai reaksi kurang baik ketika memperlihatkan rumah mewah yang berhasil mereka buat. Banyak yang mempertanyakan apa boleh ria? Namun, perlu diingat apakah itu bentuk dari ria atau kesombongan?

Kata Ustaz mengambil langsung penjelasan dari Ustaz Solmed perihal tudingan dirinya memperlihatkan rumah mewahnya dianggap sebagai salah satu bentuk ria. Ustaz Solmed saat mengisi Pagi Pagi Ambyar Trans TV, kemarin, menanggapi tudingan ria yang ditujukan netizen terhadap dirinya.

Ustaz Solmed mengatakan apabila mendapatkan nikmat beri tahu orang lain. Bukan untuk membanggakan, tapi memberi tahu kepada orang terdekat agar saat mereka mengalami kesulitan tahu harus meminta bantuan kemana sebagai orang terdekat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut penjelasan lengkap Ustaz Solmed:

Pertama ada ayat, 'Wa ammā bini'mati rabbika fa haddis'. Kalau kamu dikasih nikmat kasih tahu, fa haddis itu kalau sekarang update status, informasikan ke orang. Supaya kalau ada orang susah ada orang yang tidak punya, dia tahu kemana harus meminta.

ADVERTISEMENT

Kedua, bahwa seseorang itu kalau kaya atau menunjukkan sesuatu menjadi tidak baik, siapa yang tahu kalau Nabi Sulaiman itu kaya? Semua orang tahu. Berarti kekayaannya nampak. Abdurrahman bin Auf tampak kekayaannya. Menampakkan (kekayaannya) sehingga orang jadi tahu.

Bagaimana Rasulullah SAW memberikan mahar 20 ekor unta terbaik pada Khadijah. Kalau satu ekor unta kurs-nya pakai kholifa Dubai Rp 35 m satu unta kali 20. Berarti Rasulullah SAW miskin atau kaya? Nabi Muhammad SAW itu kaya, kasih unta terbaik ke Khadijah.

Pada saat kita dapat kebahagiaan, kita bikin status, senang, gembira, supaya ada doa, supaya ada boleh dibilang kegembiraan seseorang itu jadi kegembiraan orang lain. Itu yang pertama, sehingga dia menjadi sinergi yang terus saling melengkapi.

Ketika mengatakan, 'Masyaallah enak ya punya rumah bagus'. Apa kata kita, 'Mudah-mudahan Ente bisa lebih dari itu'. Pada saat kita didoakan, 'Ya Allah duit lo banyak banget'. Kira-kira lo doain apaan? 'Ya Allah pasti bisa deh, lo pasti bisa lebih banyak lagi'. Itulah pentingnya seseorang bersinergi dalam kebaikan, dalam menyampaikan kebaikan, dalam mendoakan.

Kehidupan ini nggak akan pernah hilang dari sesuatu yang positif dan negatif. Nggak usah saya yang banyak kurang, sekelas Nabi Muhammad SAW yang sangat spesial dipuji oleh Allah yang maha mulia dan suci. Hari ini banyak yang tidak suka, bahkan dari zaman Nabi masih hidup yang tidak suka, yang tidak senang banyak.

Kalau kita nurutin apa kata orang, kamu tidak akan sampai ke tujuan kebahagiaan. Selama kita benar apa yang kita lakukan on the track, sekelas Nabi Muhammad saja nggak lepas dari cibiran. Itu yang sempurna apalagi kita yang jauh dari kesempurnaan.

Ya yang kaya di Indonesia ini banyak. Kalau memenuhi orang susah satu Indonesia, saya belum mampu. Tapi, siapa tahu doa dari semuanya, 'Mudah-mudahan Pak Ustaz mampu menghidupi semua rakyat Indonesia'.

Sekelas Nabi Sulaiman yang kayanya sampai hari Kiamat tidak ada yang bisa menggantikan, kekuasaannya dijamin tak ada yang bisa mengalahkan, ketika berharap bisa memberikan makan kepada seluruh makhluk, dia tidak bisa. Di situ jadi pelajaran, itu yang kayanya super-super nggak mampu memenuhi kebutuhan makhluknya, apalagi kita.

Tapi paling tidak, kanan, kiri, depan, belakang, saudara, saudara, saudara, ketika semua orang memikirkan saudara, insyaallah berapa banyak saudara-saudara kita yang terselamatkan.




(pus/wes)

Hide Ads