Beberapa waktu lalu viral kisah seorang perempuan yang bertanya dalam sebuah majelis soal dirinya yang diceraikan suami karena mertuanya. Di mana perempuan itu diceraikan suami karena cekcok dengan mertua.
Saat itu sang perempuan yang sudah menjadi ibu itu bertanya apakah dia berdosa melawan mertua yang mencampuri urusan rumah tangganya. Bahkan sang suami tega menceraikannya dengan dalih mau mendapatkan surga Firdaus. Bahkan saat itu dia baru melahirkan.
Kata Ustaz mengambil nasihat Ustaz Maulana yang pernah dibawakannya dalam Islam Itu Indah. Ustaz Maulana menjelaksan soal hukumnya cerai karena diminta orang tua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Patut diingat oleh semua orang tua, lepas sudah kehidupan anak-anak yang sudah menikah karena itu bukan tanggungannya lagi. Ketika anak sudah menikah tugas orang tua adalah mendamaikan.
Berikut penjelasan lengkap Ustaz Maulana:
Kita sebagai orang tua dan anak-anak sebagai anak, ingat, ingat, ingat, menggabungkan dua keluarga ketika sudah jadi pernikahan, selamat menempuh hidup baru. Maksudnya selamat menanggung, kalau hidup lama, ditanggung. Kalau dia hidup baru, menanggung.
Kalau begitu setelah pernikahan orang tua sudah lepas. Sudah nggak menanggung lagi. Kalau perlu tugasnya mendamaikan. Maka kalau ada terjadi perceraian orang tua yang memaksa, itu tidak sah. karena masuk kategori cerai karena dipaksa. Bukan cerai karena keinginan dia.
Makanya anak-anak jangan kalau ada masalah langsung curhat sama orang tua. Karena mungkin kita ini yang bertengkar, besok sudah damai. Tapi kalau orang tua, sampai kapanpun masih ingat tadi perlakuannya.
Jangan, jangan, jangan libatkan orang tua. Libatkan orang tua dalam masa kesenangan. Ceritakan kebahagiaan, jangan ceritakan masalah.
Kalau ceritakan pasangan, mohon maaf yang menikah kan bukan orang tua. Tapi, yang menikah kita. Tidak ada ketaatan dalam kemaksiatan. 'Cerai saja, cerai saja.' Jangan taati.
Mohon maaf, yang jalani diri kita. Selesaikan masalahmu tanpa membuat terputus. Apa lagi tidak ada ketaatan dalam pemutusan silaturahmi. Ini ujian buat kita, bukan ujian orang tua.
Makanya tidak boleh ada dua dapur dalam satu rumah. Tinggal di rumah orang tua, tinggal di rumah mertua. Hati-hati. Ya Allah padahal kita cuma bercanda-canda.
Bagaimana kisah Nabi Ibrahim yang meminta Nabi Ismail menceraikan istrinya? Kita bukan Nabi Ibrahim yang pandangannya berdasarkan wahyu. Bagaimana dengan Saidina Abu Bakar yang meminta anaknya cerai? Kita bukan Saidina Abu Bakar yang memiliki karomah luar biasa.
Maka orang tua jadilah penengah, jadilah penyambung bukan pemutus, tapi jadi penguat dan pemberi solusi.
(pus/wes)