Kata Ustaz: Pemuka Agama Beda Server Satu Bahasa Wajib Serukan Cinta Tanah Air

Kata Ustaz: Pemuka Agama Beda Server Satu Bahasa Wajib Serukan Cinta Tanah Air

Desi Puspasari - detikHot
Jumat, 27 Okt 2023 06:01 WIB
Gus Miftah dan Masjid tempat Deddy Corbuzier bersyahadat.
Gus Miftah hari ini bakal satu panggung dengan Banthe Dhira dan Pdt. Gideon Simanjuntak di Demi Indonesia. Foto: Usman Hadi/detikcom
Jakarta -

Memilih agama tak bisa dipaksakan. Namun, semua pemuka agama wajib serukan rasa cinta Tanah Air.

Kata Ustaz mengambil nasihat Gus Miftah soal kewajiban semua pemuka agama untuk menyerukan rasa cinta Tanah Air. Perbedaan agama yang ada di Indonesia bukan ajang untuk permusuhan, tapi semua pemuka agama bisa duduk bersama.

Ini akan terjadi dalam acara Demi Indonesia yang akan digelar detikcom hari ini. Demi Indonesia akan digelar di The Hall Ballroom Senayan City, Jakarta Pusat mulai pukul 13.30 WIB. Gus Miftah bersama Banthe Dhira dan Pdt. Gideon Simanjuntak berada di panggung yang sama bicara soal 'Beda Server Satu Bahasa'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut penjelasan lengkap Gus Miftah soal semua pemuka agama wajib menyerukan cinta Tanah Air:

Perbedaan agama yang ada di Indonesia bukan ajang permusuhan, tapi partner dalam kebaikan. Semua pemuka agama bisa duduk bersama.

ADVERTISEMENT

Saya selalu mengawali pengajian saya dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kita juga dapat contoh baik, Ngarsa Dalem setiap jam 10 menyanyikan lagu Indonesia Raya di tempat umum. Ini untuk menanamkan rasa cinta Tanah Air.

Kewajiban pemuka agama untuk menggelorakan rasa cinta Tanah Air pada jemaah. Saya sering meminta jemaah saya menyebutkan nama pahlawan nasional, dulu orang kenal Cut Nyak Dien, Cut Mutia, tapi sekarang kenalnya Cut Tari atau Cut Keke.

Agama turun untuk memuliakan manusia, semua agama pasti baik karena mengajarkan kebaikan. Kalau ada yang mengatakan semua agama itu benar itu kurang tepat. Seharusnya semua agama itu benar bagi penganutnya.

Dan dalam konteks Pancasila kita tidak boleh menyalahkan agama orang lain. Dianggap ekstrem kalau atas nama agama, seseorang melanggar kesepakatan bersama untuk kemaslahatan, melanggar hukum.

Saya sering berpikir mengapa mau beribadah izinnya dipersulit? Selama orang Islam ke masjid dan orang Kristen ke gereja, kan pasti ingin menjadi baik. Tapi ingat secinta-cintanya kamu dengan Tuhan, jangan sekali-sekali berinisiatif ingin menemuinya.

Kalau dengan orang Kristiani, saya sudah lama punya banyak teman. Kalau bahasa Kristenisasi yang muncul dan menjadi momok menakutkan bagi sebagian dari kami, ya saya juga sempat sindir, kalau rakyat Indonesia tak bisa akur dengan sesama maka kalah dengan burung. Ada burung gereja dan emprit kaji. Saking akrab mereka burung gereja tinggal di masjid, begitu pula sebaliknya.

Orang muncul kecurigaan, prasangka itu karena kita tidak dekat. Di pondok saya sering mengajak pendeta gabung pengajian umum. Pendeta Gilbert datang ke pondok saya bertanya, 'Marah tidak ada orang Islam pindah ke Kristen?' Saya bilang tidak.

Itu bukan menjadi urusan saya karena hidayah itu urusan Tuhan. Persoalannya hanya tak bisa move on. Pindah agama, tapi menjelekkan agama sebelumnya. Silahkan pindah agama tanpa menjelekkan agama orang lain.

Jemaah kita mencontoh hal yang baik dari pemuka agama, maka menjadi tugas kita untuk menyampaikan hal-hal baik yang membangun tumbuhnya rasa kebhinekaan dan rasa cinta Tanah Air.

Saya justru terganggunya adalah seolah-olah, orang non Islam kalau ketemu Gus Miftah itu nanti mualaf. Itu bahaya lo itu. Jadi kalau ketemu Miftah mualaf? Nggak!

Dari sekian banyak orang yang kita Islamkan atau yang masuk Islam melalui saya itu adalah rata-rata karena mereka merasa happy dan nyaman dengan pola beragama saya yang enjoy. Itu saja.

Dulu, sahabat kita DJ Katty, 'Kenapa you sama Gus Miftah?' Ya karena kita nyaman saja melihat Gus Miftah beragama. Mas Deddy tuh, kalau Mas Deddy alasannya jelas, karena dia mau masuk Islam lewat pintu yang ramah bukan pintu yang suka marah-marah.

Kalau yang lain-lain ya karena Islam Anda rileks, enjoy, dan menyenangkan.

Ya kita mendoakan (orang jadi mualaf) boleh-boleh saja. Yang nggak boleh itu adalah memaksakan beragama.

Ω„ΩŽΨ§ Ψ₯ΩƒΩ’Ψ±ΩŽΨ§Ω‡ فِي Ψ§Ω„Ψ―ΩΩ‘ΩŠΩ† Ω‚ΩŽΨ―Ω’ ΨͺΩŽΨ¨ΩŽΩŠΩŽΩ‘Ω†ΩŽ الرُّشْد مِنْ Ψ§Ω„Ω’ΨΊΩŽΩŠΩ‘

"Tidak ada paksaan dalam memeluk agama. Sungguh telah jelas antara kebenaran dan kesesatan." (QS. Al Baqarah: 256).




(pus/dar)

Hide Ads