Keberagaman menjadi salah satu kekayaan yang dimiliki Indonesia. Mulai dari suku, ras dan agama menjadi warna tersendiri dalam Tanah Air.
Berbagai pemuka agama kerap menyuarakan kebersamaan dan juga sikap toleransi antar umat beragama. Beberapa di antara mereka adalah Gus Miftah serta Bhante Dhira.
Beberapa waktu lalu bahkan Gus Miftah sempat bicara di depan 200 pendeta dan 50 romo di GKI Gejayan, Yogyakarta. Gus Miftah kembali menyuarakan kebhinekaan dan cinta Tanah Air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji itu dengan gaya khasnya yang santai menyebut kemerdekaan beragama sangat dijamin oleh konstitusi Indonesia. Maka para pemuka agama wajib menanamkan rasa cinta Tanah Air pada jamaahnya masing-masing.
"Misalnya, saya selalu mengawali dengan pengajian saya dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kita juga dapat contoh baik, Ngarsa Dalem setiap jam 10 menyanyikan lagu Indonesia Raya di tempat umum. Ini untuk menanamkan rasa cinta Tanah Air," kata Gusmiftah dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (20/4/2023).
Kini keduanya akan menjadi pembicara dalam acara yang digelar oleh detikcom yang bertajuk Demi Indonesia pada 27 Oktober 2023 di Senayan City, Jakarta Pusat.
Demi Indonesia akan digelar mulai pukul 13.00 WIB hingga 16.00 WIB. Acara ini digelar dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-99.
Gelaran ini dihadirkan dalam tiga sesi dan dibuat bertujuan untuk memperkuat persaudaraan, demokrasi, dan membangun pemuda yang tak apatis. Acara ini akan menghadirkan berbagai pengisi acara, mulai dari tokoh agama, bintang ternama di dunia hiburan, hingga atlet nasional.
Beda Server Satu Bahasa
Sesi pertama akan ada Beda Server Satu Bahasa. Akan ada Gus Miftah hingga Bhante Dhira yang akan bicara dan membahas soal persaudaraan dalam perbedaan.
Gus Miftah selama ini memang dikenal sebagai pendakwah yang nyentrik. Dia mempunyai niat melakukan kajian lintas agama.
Caranya berdakwah juga dinilai santai dan sangat mengusung soal perbedaan, khususnya agama, tapi tetap bisa duduk bersama.
"Orang beragama itu asyik, bukan sekedar membicarakan surga neraka, halal, haram, dan sebagainya," ucap Gus Miftah kepada detikcom dalam wawancara beberapa waktu lalu.
"Tapi bagaimana kita hidup di dunia ini berdampingan dengan yang lain, memahami agama, bahkan tadi di dalam luar biasa ada beberapa teman kita yang Nasrani ikut, hindu juga ada," jelasnya.
(ass/wes)