Kehidupan bertetangga memang susah-susah gampang. Ada kalanya bertemu tetangga baik, tapi ada juga yang jahat.
Tahu nggak, kalau tetangga itu menjadi peluang untuk mendulang pahala terbesar? Kata Ustaz mengutip nasihat dari Ustaz Syam Elmarusy, tetangga yang bisa memberikan kita pahala berlimpah bukan yang baik.
Sedangkan tetangga yang baik menjadi kunci kebahagiaan. Ada 3 ciri tetangga yang baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut penjelasan lengkap Ustaz Syam Elmarusy:
Ternyata tetangga yang jadi peluang pahala terbesar kita adalah tetangga paling resek. Kalau mau dapat pahala banyak bukan dari tetangga yang baik. Karena kalau tetangga yang baik kita hanya membalas kebaikan, tapi kalau tetangga yang resek kita baikin itu pahalanya subhanallah.
Saya baik sama tetangga saya bukan karena dia baik, tapi karena Rasulullah yang memerintahkan. Berarti pahala kita mengikuti pahala sunah Baginda Nabi.
Rasulullah tetangganya siapa? Abu Lahab. Abu Lahab jahatnya pada saat itu, sampai ada satu surat khusus untuk dia, 'Tabbat yada abi lahabiw wa tabb.' Bukan hanya Abu Lahab-nya yang jahat, seistri-istrinya, sekeluarganya, seharta-hartanya jahat dan dia adalah tetangga Rasulullah SAW di Makkah.
Maka ladang pahala itu sebenarnya tetangga resek. Kenapa? Karena kita jadinya berbuat baik kepada orang yang jahat kepada kita dan itu pahalanya menjadi luar biasa.
Namun, ternyata kalau mau melihat kebahagiaan, Rasulullah juga mengajarkan kita. Di antara beberapa kebahagiaan yang Rasulullah katakan, ada istri salihah, ada rumah yang lapang, ada kendaraan yang nyaman, di antaranya ada salah satunya, tetangga yang baik.
Tetangga yang baik adalah kunci kebahagiaan dari seseorang. Cirinya yang baik bagaimana? Satu, ketika diundang dia datang. Kan banyak nih kalau yang undang konglomerat meski jauh dia datang, tapi kalau tetangganya yang mengundang kalau dia biasa-biasa saja dia nggak datang.
Kedua, kalau kata Baginda Nabi SAW bagaimana menjadi tetangga yang baik? Ketika engkau memasak dan kira-kira masakan itu tercium oleh tetanggamu, maka jangan biarkan mereka tidak mendapat bagian darinya. Maka berbagi daripada makanan kepada tetangga.
Ketiga, menjenguk tetangga yang sedang sakit. Ketika kita tidak mampu membesuk dengan fisik kita, kita membesuk dengan support.
Subhanallah, ciri tetangga yang baik sudah tadi menjenguk tetangga ketika sakit, memberikan makanan, kemudian Rasulullah SAW menjaga yang namanya lisan kita dari pada perbuatan yang jahat terhadap tetangga kita. Itu juga termasuk sunah Rasulullah SAW.
Iri itu biasa, namun yang salah adalah ketika mengungkapkan dengan kata-kata, lalu kita memfitnah, dan menjatuhkan tetangga kita.
(pus/wes)