Aktris Aulia Sarah melebarkan sayapnya ke dunia teater. Kali ini pemeran Badarawuhi di film KKN di Desa Penari itu mentas dalam pertunjukan teatrikal Jalasena Laksamana Malahayati.
Dalam pementasan, Aulia Sarah berperan sebagai Pocut Limpah, komandan wanita.
Aulia Sarah lalu menceritakan awalnya bisa berlakon di teater ini karena direct message (DM) dari Jay Subiakto sang Pengarah Artistik. Tak berpikir panjang, Aulia Sarah langsung berani memerankan sosok Pocut Limpah, terlebih darah Aceh yang sudah mengalir dalam dirinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku merasa bangga sekali bisa terlibat di pementasan ini dengan memerankan Pocut Limpah, sosok yang diibaratkan sebagai singa-nya Malahayati. Bahkan, aku tak merasa seperti bekerja di pementasan ini. Rasanya seperti menjalankan tugas dan panggilan hati sebagai perempuan keturunan Aceh untuk merayakan betapa hebatnya sosok Malahayati yang patriotik," ucap Aulia Sarah dalam keterangan yang diterima pada Selasa (12/9/2023).
Baca juga: Aulia Sarah Berharap Bisa Menikah Tahun Ini |
Padahal awalnya, perempuan kelahiran 6 Juli 1991 ini mengaku khawatir dirinya tak bisa mengimbangi pemain-pemain lain. Terlebih ia pertama kalinya mementaskan sebuah pagelaran teater.
"Hampir semua pemain yang terlibat adalah pemain teater. Teknik pernapasan, suara, hingga gestur mereka 'panggung banget', sedangkan ini kali pertamaku bermain di sebuah pentas. Rasanya mau nangis karena bebannya besar, mengingat Pocut Limpah sosoknya lebih tegap, tegas, dan jago dibanding pejuang perempuan lain di Inong Balee. Belum lagi jika demam panggung. Hal-hal ini membuatku terus belajar untuk mengantisipasi dan mengatasi semuanya sebaik mungkin," beber Aulia Sarah.
"Aku yakin bisa memberikan yang terbaik untuk pementasan ini dan memuaskan para penonton. Semoga kalian menikmati peranku dan pertunjukan Jalasena Laksamana Malahayati," tambah Aulia Sarah.
Sekadar diketahui Jalasena Laksamana Malahayati berkisah tentang perang antara Kesultanan Aceh Darussalam melawan Portugis di Teluk Haru pada tahun 1586. Kejadian itu menewaskan dua Laksmana, Sultan Almukammil dan Laksmana Zainal Abidin, suami wanita bernama Malahayati, serta ribuan prajurit Kerajaan. Hal itu membuat Malahayati terpukul karena hampir seluruh lelaki dalam trah keluarganya gugur dalam pertempuran melawan penjajah. Tak hanya itu, ada ribuan janda dan anak-anak yang kehilangan suami dan ayah mereka, membuat Aceh menjadi lemah.
Dengan modal keterampilan dan pengetahuannya yang ditempa di Maqdis (sekolah militer) milik Kesultanan Aceh, Malahayati meminta restu Sultan untuk membentuk Inong Bale, pasukan yang terdiri dari para janda dan perempuan Aceh, demi membangun kekuatan militer. Usul itu disetujui Sultan, namun ditentang oleh Raja Ubit, salah seorang yang cukup berpengaruh di Aceh Darussalam dan antek-anteknya, yang diam-diam memiliki perundingan rahasia dengan Portugis untuk suatu hal. Terkait ini, Sultan dan Malahayati pun mengutus Pocut Limpah sebagai Komandan Intelijen Kesultanan untuk menyusup menjadi orang kepercayaan Raja Ubit.
Jalasena Laksamana Malahayati telah digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada 8 September 2023 (khusus TNI) dan 9 September 2023 (umum).
(fbr/mau)